Ini Tiga Perubahan Perilaku Konsumen Akibat Pandemi Covid-19

Senin, 28 Desember 2020 - 22:14 WIB
loading...
Ini Tiga Perubahan Perilaku...
FOTO/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kondisi ekonomi Indonesia pada Triwulan III mulai menunjukkan pergerakan dan lebih baik dibanding Triwulan II 2020. Meski masih minus, hampir semua sektor industri menunjukkan perbaikan. Beberapa sektor menunjukkan pertumbuhan positif, di antaranya sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, informasi dan komunikasi, dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, dampak Covid-19 bagi dunia bisnis sangat dalam karena yang terdampak adalah supply dan demand sekaligus. "Hal yang sama juga dirasakan oleh pelaku UMKM. Bila pada krisis 1998, UMKM bisa bertahan dan menjadi penyelemat ekonomi Indonesia, kali ini UMKM justru merasakan dampak yang paling besar akibat Covid-19," ujar Hasanuddin Ali dalam Catatan Akhir Tahun Alvara 2020, Senin (28/12/2020).



Hasan mengutip data Survei Asian Development Bank (ADB) pada September 2020, menyebutkan 46% UMKM Indonesia tutup sementara. Dari sisi konsumen, kata Hasan, pandemi Covid-19 memaksa perilaku konsumen berubah karena harus beradaptasi dengan keadaan. "Kami mencatat ada tiga dampak yang yang berkaitan langsung dengan perubahan perilaku konsumen akibat Covid-19, yaitu digital impact, social impact, dan consumption impact," katanya.

Menurutnya, saat ini, proses digitalisasi di tengah masyarakat terjadi lebih cepat. Hubungan sosial antarmasyarakat juga berubah. Begitu pula cara membeli dan mengkonsumsi barang juga ikut berubah. Hasan menjelaskan, dari sisi digital impact, penetrasi pengguna internet di Indonesia sangatlah besar. Data yang dirilis Hootsuite pada Januari 2020, tercatat pengguna internet di Indonesia mencapai 175,4 juta jiwa atau setara dengan 64% dari total penduduk Indonesia, dan dari 175,4 juta tersebut 93,5% diantaranya aktif di sosial media.

"Dari sumber yang sama tercatat rata-rata penggunaan internet masyarakat Indonesia pada bulan Januari 2020 sebesar 4 jam 45 menit dalam satu hari menggunakan perangkat mobile," katanya.



Hal ini selaras dengan hasil survei yang dilakukan oleh Alvara Research Center pada 2019, mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet 4-6 jam dalam satu hari. "Adanya pandemi mempercepat digitalisasi kehidupan kita. Ketika akses komunikasi fisik semakin terbatas maka alternatifnya adalah beralih kepada komunikasi secara online," tuturnya.

Sementara dari sisi social impact, menurut Hasan, kehidupan sosial masyarakat dunia termasuk Indonesia berubah drastis di kala pandemi. Mobilitas penduduk antarnegara berkurang sangat signifikan. Banyak destinasi wisata menutup pintu bagi wisatawan yang akan berkunjung. "Silaturahmi dengan keluarga dan kerabat pun menjadi sangat terbatas. Perayaan hari besar keagaaman dilakukan secara terbatas, dan hanya bisa dilakukan melalui media online," tuturnya.

Menurut Hasan, kebutuhan akan wisata di masa pandemi ini sebenarnya tidaklah luntur. Kejenuhan selama pembatasan sosial adalah penyebabnya. Survei yang dilakukan Alvara Research Center menyebutkan, aktivitas yang paling diinginkan publik saat new normal adalah berwisata. "Namun karena masih ada kekawatiran tertular Covid-19 maka mereka lebih selektif dalam menentukan aktivitas dan destinasi wisata yang akan mereka kunjungi," katanya.

Dunia kerja juga berubah, meski sekarang beberapa kantor sudah mulai dibuka, namun mayoritas kantor-kantor masih menerapkan kebijakan karyawannya untuk bekerja di rumah. Demikian juga dengan kebijakan sekolah yang masih dilakukan secara daring, meski ada banyak keluhan dari orang tua dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, tapi publik suka tidak suka harus mulai beradaptasi dengan pola pembelajaran ini.



Disisi lain, Pandemi Covid-19 di Indonesia membangkitkan solidaritas masyarakat Indonesia, tingkat donasi meningkat tajam, karakter gotong royong masyarakat Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama kita dalam mengurangi dampak ekonomi yang ditimbulkan Covid-19. Publik berbondong-bondong menyalurkan bantuannya, baik dalam bentuk tunai maupun barang kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Ketiga adalah consumption impact, Dikatakan Hasan, pola konsumsi masyarakat juga berubah cukup signifikan. Penurunan daya beli berpengaruh cukup besar terhadap perubahan konsumsi masyarakat. Situasi ekonomi yang serba tidak pasti menyebabkan publik lebih memperioritaskan membeli kebutuhan pokok dan produk-produk terkait kesehatan.

"Pola belanja melalui online juga meningkat. Mereka tidak hanya membeli produk fashion atau produk elektronik, tapi produk makanan dan minuman pun mereka beli secara online. Semua aplikasi belanja online melaporkan adanya peningkatan transaksi selama pandemi," katanya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2019 seconds (0.1#10.140)