Punya Banyak Pulau dan Resort, RI Bisa Kembangkan Wisata Holiday Escape

Jum'at, 01 Januari 2021 - 23:55 WIB
Tren wisata Holiday Escape dinilai potensial di kembangkan di Indonesia yang memiliki banyak pulau cantik dengan fasilitas resort. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengatakan terdapat potensi wisata staycation yang terisolir dengan konsep Holiday Escape di pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asita Budijanto Ardiansjah mengatakan nantinya saat larangan masuk WNA ke Indonesia sudah dikurangi, pemerintah khususnya Kemenparekraf bisa melirik tren Holiday Escape di pulau-pulau yang memiliki fasilitas resort. Karena menurutnya saat ini mulai muncul tren wisata di pulau-pulau kecil yang sudah memiliki resort.

(Baca Juga: Tren Baru Wisata Pasca-Pandemi, Akomodasi Alami hingga Virtual Reality)

"Peminat dari wisawatan asing tidak sedikit asalkan mereka diizinkan tinggal dengan minimal durasi satu hingga dua bulan. Tren ini sudah digarap di negara kawasan seperti Thailand. Untuk menjaga keamanan bisa diterapkan karantina selama dua minggu dengan lokasi yang terisolir," ujar Budi di Jakarta, Jumat (1/1/2021).



Dia memperkirakan kalangan menengah atas juga rindu mencari sinar matahari seperti turis asal Eropa Utara. Mereka pasti sudah rindu berlibur ke negara tropis. "Negara-negara lain sudah bikin kebijakan seperti ini di Maldives dan Thailand. Sementara di sini mayoritas tinggal di Bali sambil Work From Destination atau kerja sambil berlibur. Tujuan lainnya juga ada di beberapa lokasi yang sudah ternama seperti di Kepulauan Seribu, Lombok, dan Riau," jelasnya.

Sebelumnya Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengatakan kalau Indonesia bisa menjadi lokasi work from destination atau bekerja dari destinasi wisata.

(Baca Juga: Tinjau Danau Toba, Menteri Sandiaga Ajak Pemangku Kebijakan Berkolaborasi Bangkitkan Pariwisata)

"Saat ini ada fenomena baru yakni work from destination, yang merupakan perpanjangan dari work from home. Dalam perbincangan dengan Asian Development Bank mereka menyebutkan kalau sekitar 80% staf mereka yang ekspatriat kini bekerja di Bali," kata Angela beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan para pelaku usaha wisata wajib menerapkan protokol kesehatan sebagai salah satu unsur pelayanan yang berkualitas. Protokol kesehatan wajib diterapkan oleh seluruh lapisan pelaku usaha wisata, bahkan di destinasi yang super premium.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More