Buka Perdagangan Perdana, Ini Rencana ICDX di 2021
Senin, 04 Januari 2021 - 16:35 WIB
JAKARTA - Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) hari ini melakukan Pembukaan Perdana Perdagangan Berjangka Komoditi 2021 secara virtual. Pada tahun ini, ICDX akan mengembangkan kontrak multilateral baru pada dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan sosial.
"Kita seringkali hanya berfokus kepada sisi bisnis tanpa mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan sosial. Jika kita melihat industri secara global, keseimbangan ketiga faktor tersebut secara signifikan ditanggulangi dengan mekanisme perdagangan karbon melalui pasar fisik dan pasar berjangka," kata Direktur Utama Indonesia Clearing House (ICH) Nursalam dalam Pembukaan Perdana Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia 2021, Senin (4/1/2021).
(Baca Juga: ICDX Cetak Nilai Transaksi Multilateral Rp18 Triliun di 2020)
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi besar dan dapat menjadi pemimpin dalam penyelenggaraan perdagangan kredit karbon. Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menyumbang 75%-80% karbon kredit dunia.
"Karbon kredit ini berasal dari hutan mangrove, lahan gambut, padang lamun dan batu karang. Dilihat dari nilainya, potensi perdagangan karbon mampu menyumbang lebih dari USD150 miliar untuk ekonomi Indonesia," jelasnya.
Ia menambahkan, dengan terciptanya perdagangan kontrak multilateral yang mampu mengembangkan pasar keuangan yang lebih inklusif, serta perdagangan komoditas yang berkelanjutan sebagai manajemen risiko berbasis pasar yang efisien di dalam bursa berjangka komoditi, dapat memodernisasi ekosistem perdagangan Indonesia secara komprehensif.
(Baca Juga: Aspakrindo, ICDX dan ICH Siap Integrasikan Pelaporan Transaksi)
"Hal ini tentunya akan sangat membantu usaha-usaha dengan berbagai skala yang terlibat dalam masing-masing industri dan secara berkesinambungan berperan dalam mewujudkan visi Indonesia maju," kata Nursalam.
Sinergitas antara berbagai pihak, lanjutnya, bursa komoditi sebagai penyedia infrastruktur dan pemerintah yang memberikan dukungan, akan mampu mengakselerasi ekonomi Indonesia. "Sebab, tantangan yang kita hadapi ke depan bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat global," tutupnya.
"Kita seringkali hanya berfokus kepada sisi bisnis tanpa mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan sosial. Jika kita melihat industri secara global, keseimbangan ketiga faktor tersebut secara signifikan ditanggulangi dengan mekanisme perdagangan karbon melalui pasar fisik dan pasar berjangka," kata Direktur Utama Indonesia Clearing House (ICH) Nursalam dalam Pembukaan Perdana Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia 2021, Senin (4/1/2021).
(Baca Juga: ICDX Cetak Nilai Transaksi Multilateral Rp18 Triliun di 2020)
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi besar dan dapat menjadi pemimpin dalam penyelenggaraan perdagangan kredit karbon. Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menyumbang 75%-80% karbon kredit dunia.
"Karbon kredit ini berasal dari hutan mangrove, lahan gambut, padang lamun dan batu karang. Dilihat dari nilainya, potensi perdagangan karbon mampu menyumbang lebih dari USD150 miliar untuk ekonomi Indonesia," jelasnya.
Ia menambahkan, dengan terciptanya perdagangan kontrak multilateral yang mampu mengembangkan pasar keuangan yang lebih inklusif, serta perdagangan komoditas yang berkelanjutan sebagai manajemen risiko berbasis pasar yang efisien di dalam bursa berjangka komoditi, dapat memodernisasi ekosistem perdagangan Indonesia secara komprehensif.
(Baca Juga: Aspakrindo, ICDX dan ICH Siap Integrasikan Pelaporan Transaksi)
"Hal ini tentunya akan sangat membantu usaha-usaha dengan berbagai skala yang terlibat dalam masing-masing industri dan secara berkesinambungan berperan dalam mewujudkan visi Indonesia maju," kata Nursalam.
Sinergitas antara berbagai pihak, lanjutnya, bursa komoditi sebagai penyedia infrastruktur dan pemerintah yang memberikan dukungan, akan mampu mengakselerasi ekonomi Indonesia. "Sebab, tantangan yang kita hadapi ke depan bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat global," tutupnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda