IHSG Melesat, Pasar Modal RI Mulai Unjuk Gigi
Selasa, 05 Januari 2021 - 08:35 WIB
Ketua OJK Wimboh Santoso mengklaim ini lebih baik dibandingkan bursa negara-negara tetangga seperti Singapura, Filipina, dan Thailand. Adapun jumlah investor pasar modal naik 56% dibandingkan tahun lalu menjadi 3,88 juta investor. Angka tersebut didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun (kaum investor milenial) yang tercatat mencapai 54,79% dari total investor. Demikian juga dengan pasar SBN yang terus mengalami penguatan dengan yield turun 105 bps secara ytd (benchmark SBN 1 tahun 3,64 %).
“Sinyal pemulihan tersebut merupakan momentum bagi bangkitnya industri pasar modal kita, baik dari sisi investor yang disediakan alternatif instrumen investasi di pasar modal dengan return yang lebih tinggi dari deposito, dan dari sisi issuer juga disediakan alternatif pembiayaan dari pasar modal dengan yield yang relatif rendah dibandingkan kredit perbankan,” ujarnya.
Lalu, sinergi kebijakan yang extraordinary, pre-emptive dan akomodatif telah dikeluarkan untuk meredam pemburukan lebih lanjut dari dampak pandemi ini. “Kebijakan fiskal yang akomodatif telah dikeluarkan pemerintah dalam rangka penanganan pandemi Covid-19, penyediaan bansos bagi masyarakat, dan juga stimulus percepatan pemulihan ekonomi nasional,” paparnya. (Baca juga: 5 Fakta Parosmia, Gejala Baru Covid-19)
Di sisi lain, OJK terus berupaya meningkatkan kepercayaan investor di pasar modal, di antaranya dengan mengimplementasikan Dana Kompensasi Kerugian Investor (Disgorgement Fund) yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan hak-hak investor.
“Di samping itu, beberapa kebijakan pemerintah telah dikeluarkan yaitu UU Cipta Kerja dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) akan memberikan ruang yang lebih luas dalam pengembangan pasar modal, baik jumlah investor yang akan masuk maupun dukungan investasi melalui penggalangan dana melalui pasar modal,” kata Wimboh.
OJK akan memanfaatkan momentum ini dengan mendorong percepatan investasi dan penggalangan dana termasuk obligasi daerah melalui berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan.
“Berbagai stimulus perekonomian termasuk insentif pajak bagi para pengusaha, dengan kebijakan tersebut juga menambah kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal,” tuturnya. (Baca juga: Positif Covid-19, Kevin Sanjaya Batal Tampil di Thailand Open)
Lalu, OJK terus membangun kredibilitas dan pendalaman pasar modal yang merupakan kunci utama untuk mewujudkan industri pasar modal Indonesia yang berdaya saing tinggi dan kontributif.
“Untuk itu, di tahun 2021 ini, kami akan mempercepat memasyarakatkan pasar modal, baik bagi pengusaha muda dan UKM untuk menggalang dana dari pasar modal maupun bagi calon investor untuk mulai berinvestasi di pasar modal,” tandasnya.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai pada bulan Januari 2021 pergerakan IHSG akan mengalami apresiasi. Jika dilihat berdasarkan sentimen-sentimen yang bisa dihubungkan, bulan Januari merupakan momen yang tepat untuk penyambutan recovery perekonomian domestik, khususnya dan ekonomi global pada umumnya.
“Sinyal pemulihan tersebut merupakan momentum bagi bangkitnya industri pasar modal kita, baik dari sisi investor yang disediakan alternatif instrumen investasi di pasar modal dengan return yang lebih tinggi dari deposito, dan dari sisi issuer juga disediakan alternatif pembiayaan dari pasar modal dengan yield yang relatif rendah dibandingkan kredit perbankan,” ujarnya.
Lalu, sinergi kebijakan yang extraordinary, pre-emptive dan akomodatif telah dikeluarkan untuk meredam pemburukan lebih lanjut dari dampak pandemi ini. “Kebijakan fiskal yang akomodatif telah dikeluarkan pemerintah dalam rangka penanganan pandemi Covid-19, penyediaan bansos bagi masyarakat, dan juga stimulus percepatan pemulihan ekonomi nasional,” paparnya. (Baca juga: 5 Fakta Parosmia, Gejala Baru Covid-19)
Di sisi lain, OJK terus berupaya meningkatkan kepercayaan investor di pasar modal, di antaranya dengan mengimplementasikan Dana Kompensasi Kerugian Investor (Disgorgement Fund) yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan hak-hak investor.
“Di samping itu, beberapa kebijakan pemerintah telah dikeluarkan yaitu UU Cipta Kerja dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) akan memberikan ruang yang lebih luas dalam pengembangan pasar modal, baik jumlah investor yang akan masuk maupun dukungan investasi melalui penggalangan dana melalui pasar modal,” kata Wimboh.
OJK akan memanfaatkan momentum ini dengan mendorong percepatan investasi dan penggalangan dana termasuk obligasi daerah melalui berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan.
“Berbagai stimulus perekonomian termasuk insentif pajak bagi para pengusaha, dengan kebijakan tersebut juga menambah kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal,” tuturnya. (Baca juga: Positif Covid-19, Kevin Sanjaya Batal Tampil di Thailand Open)
Lalu, OJK terus membangun kredibilitas dan pendalaman pasar modal yang merupakan kunci utama untuk mewujudkan industri pasar modal Indonesia yang berdaya saing tinggi dan kontributif.
“Untuk itu, di tahun 2021 ini, kami akan mempercepat memasyarakatkan pasar modal, baik bagi pengusaha muda dan UKM untuk menggalang dana dari pasar modal maupun bagi calon investor untuk mulai berinvestasi di pasar modal,” tandasnya.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai pada bulan Januari 2021 pergerakan IHSG akan mengalami apresiasi. Jika dilihat berdasarkan sentimen-sentimen yang bisa dihubungkan, bulan Januari merupakan momen yang tepat untuk penyambutan recovery perekonomian domestik, khususnya dan ekonomi global pada umumnya.
tulis komentar anda