Merger Unicorn Rawan Monopoli
Rabu, 06 Januari 2021 - 08:25 WIB
Senada dengan Gojek, pihak perwakilan Tokopedia juga mengatakan hal serupa. "Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap spekulasi dan rumor pasar," kata Perwakilan Tokopedia.
Kepala Bisnis Fintech Pasar Berkembang E&Y Varun Mittal menilai merger antara Gojek dan Tokopedia akan memperoleh manfaat yang besar di tengah pandemi virus korona. Lantaran permintaan pengiriman makanan dan pembayaran elektronik di tokoonlineyang tumbuh pesat di Indonesia.
"Ini akan mendorong pertumbuhan global serta perusahaan rintisan dengan pertumbuhan tinggi lain dari kawasan Asia Tenggara," kata dia.
Pengamat ekonomi dari Indef Nailul Huda menilai untuk merger Gojek dan Tokopedia ada beberapa motif yang tidak lepas dari karakteristik utama perusahaan digital.Pertama, perusahaan digital mengedepankan efisiensi dalam operasional kegiatan bisnisnya. Kedua, perusahaan digital memperoleh pendanaan dengan cara yang relatif sama, misalkan pendanaan berseri. Ketiga, perusahaan digital cenderung memperbesar nilai valuasi perusahaan.
Dengan valuasi yang tinggi dan sistem operasional yang lebih efisien, pendanaan akan lebih mudah mengalir ke perusahaan digital tersebut. "Gojek dan Tokopedia akan bisa menghasilkan manfaat dari ketiga karakteristik tersebut," jelas Huda.
Selain itu, lanjut dia, Gojek juga berencana mendirikan Bank Digital, maka bisa membuat pangsa pasar Bank Digital Gojek semakin besar. Bagi Tokopedia, rencana untuk IPO akan lebih mulus dan besar kemungkinan berhasil.
Menurut Nailul, keberadaan investor yang sama di Gojek dan Tokopedia akan memperkuat merger ini. Adanya merger akan lebih menguatkan posisi investor di kedua perusahaan yang merger. Kalau dilihat dari persaingan usaha, merger ini akan mengarahkan persaingan kepada duopoli di e-commerce dan menguatkan duopoli di ride-hailing atau ojek online.
Dalam jangka pendek, Nailul bilang, merger ini akan menguntungkan konsumen karena perang promo dan diskon akan terjadi. "Namun dalam jangka panjang akan merugikan karena persaingan sudah mengerucut pada dua perusahaan Shopee dan Tokopedia di e-commerce, dan Gojek dengan Grab di ride hailing," paparnya.
Pengamat teknologi digital Heru Sutadi juga menilai merger antara Gojek dan Tokopedia ini akan menjadi Super Apps. Namun dalam ekonomi tradisional ini juga disebut konglomerasi.
"Tentu harus jadi perhatian jika ada penguasaan bisnis dari hulu hingga ke hilir yang berdampak misal pada harga ke konsumen dan persaingan usaha tidak sehat," beber Heru.
Kepala Bisnis Fintech Pasar Berkembang E&Y Varun Mittal menilai merger antara Gojek dan Tokopedia akan memperoleh manfaat yang besar di tengah pandemi virus korona. Lantaran permintaan pengiriman makanan dan pembayaran elektronik di tokoonlineyang tumbuh pesat di Indonesia.
"Ini akan mendorong pertumbuhan global serta perusahaan rintisan dengan pertumbuhan tinggi lain dari kawasan Asia Tenggara," kata dia.
Pengamat ekonomi dari Indef Nailul Huda menilai untuk merger Gojek dan Tokopedia ada beberapa motif yang tidak lepas dari karakteristik utama perusahaan digital.Pertama, perusahaan digital mengedepankan efisiensi dalam operasional kegiatan bisnisnya. Kedua, perusahaan digital memperoleh pendanaan dengan cara yang relatif sama, misalkan pendanaan berseri. Ketiga, perusahaan digital cenderung memperbesar nilai valuasi perusahaan.
Dengan valuasi yang tinggi dan sistem operasional yang lebih efisien, pendanaan akan lebih mudah mengalir ke perusahaan digital tersebut. "Gojek dan Tokopedia akan bisa menghasilkan manfaat dari ketiga karakteristik tersebut," jelas Huda.
Selain itu, lanjut dia, Gojek juga berencana mendirikan Bank Digital, maka bisa membuat pangsa pasar Bank Digital Gojek semakin besar. Bagi Tokopedia, rencana untuk IPO akan lebih mulus dan besar kemungkinan berhasil.
Menurut Nailul, keberadaan investor yang sama di Gojek dan Tokopedia akan memperkuat merger ini. Adanya merger akan lebih menguatkan posisi investor di kedua perusahaan yang merger. Kalau dilihat dari persaingan usaha, merger ini akan mengarahkan persaingan kepada duopoli di e-commerce dan menguatkan duopoli di ride-hailing atau ojek online.
Dalam jangka pendek, Nailul bilang, merger ini akan menguntungkan konsumen karena perang promo dan diskon akan terjadi. "Namun dalam jangka panjang akan merugikan karena persaingan sudah mengerucut pada dua perusahaan Shopee dan Tokopedia di e-commerce, dan Gojek dengan Grab di ride hailing," paparnya.
Pengamat teknologi digital Heru Sutadi juga menilai merger antara Gojek dan Tokopedia ini akan menjadi Super Apps. Namun dalam ekonomi tradisional ini juga disebut konglomerasi.
"Tentu harus jadi perhatian jika ada penguasaan bisnis dari hulu hingga ke hilir yang berdampak misal pada harga ke konsumen dan persaingan usaha tidak sehat," beber Heru.
tulis komentar anda