Bank Syariah Indonesia Didorong Jadi BUKU IV
Senin, 18 Januari 2021 - 07:30 WIB
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung keberadaan bank syariah berskala ekonomi besar di Indonesia. Bahkan OJK berharap PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang akan resmi beroperasi pada 1 Februari 2021 ini bisa menjadi Bank BUKU IV.
"Ke depannya kami berharap Bank Syariah Indonesia dapat menjadi bank Buku IV dan berkontribusi optimal bagi perekonomian Indonesia," ujar Ketua OJK Wimboh Santoso di Jakarta, Sabtu (16/1).Seperti diketahui, Bank Syariah Indonesia merupakan bank hasil penggabungan usaha atau merger tiga bank milik anak usaha BUMN yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri.
Saat ini Bank Syariah Indonesia masuk dalam kategori Bank BUKU III. Adapun setelah resmi merger, Bank Syariah Indonesia bakal memiliki aset mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti Rp20,4 triliun. (Baca juga:Bank Syariah Indonesia Jadi Pintu Masuk Pendorong Pertumbuhan Ekonomi)
Menurut Wimboh, langkah konsolidasi ini juga perlu diikuti oleh pelaku industri keuangan syariah lainnya. Serta peningkatan nilai tambah dan daya saing produk keuangan syariah juga menjadi perhatian. OJK berharap Industri keuangan syariah diharapkan dapat berperan optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. “Hal ini akan kami wujudkan dengan melakukan integrasi sektor jasa keuangan dalam pengembangan industri halal dan ekosistem ekonomi syariah," bebernya.
Pengamat ekonomi Piter Abdullah mengatakan, dalam dua tahun kedepan Bank Syariah Indonesia diharapkan bisa masuk dalam kelompok BUKU IV. "Dengan asset yang besar bank syariah hasil merger nantinya punya kapasitas daya saing yan tinggi," kata dia saat dihubungi kemarin.
Menurut dia, dengan besarnya aset tersebut akan sangat membantu pertumbuhan share perbankan syariah yang saat ini masih rendah. Bahkan harapan jauh lebih besar lagi yakni bisa menarik institusi pengelola dana islam global untuk masuk ke indonesia menanamkan dananya.
Piter menuturkan, ini merupakan peluang yang semakin besar, seiring rencana pemerintah mendirikan lembaga pengelola investasi atau Indonesia Investasi authority sebagai sovergin wealth fund (SWF) Indonesia. Lembaga pengelola Investasi Indonesia bersama bank syariah hasil merger ini bisa menerbitkan Sukuk global dengan dukungan proyek proyek infrastructur pemerintah. "Ini akan sangat menarik bagi investor global yang berorientasi kepada instrument syariah," ujar dia.
Jadi keberadaan bank syariah hasil merger, Piter bilang, akan bisa mendorong tumbuhnya ekonomi syariah sekaligus juga membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meskipun memang banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk mendukung realisasi hal tersebut.
"Yang pertama adalah persiapan SDM. Saat ini SDM di perbankan syariah bukan lah yang terbaik. Terbukti dengan pengelolaan bank syariah kita selama ini masih jauh dari optimal," tukas dia.
Kedua, lanjut dia, bagaimana mengembangkan ekosistem dan pasar produk halal dalam negeri yang potensinya begitu besar agar dapat menjadi pasar bagi bank syariah hasil merger. Dan Ketiga, harus ada kebijakan pemerintah yang benar benar fokus mendukung pengembangan keuangan syariah dengan menyediakan berbagai bentuk insentif.
"Setidaknya tiga hal ini dibutuhkan agar merger bank syariah milik pemerintah benar benar membawa manfaat mendukung perbankan nasional kita," ucap dia. kunthi fahmar sandy
(bai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda