Produksi 250 Juta Vaksin Covid-19, Bio Farma Sudah Bertaraf Dunia

Rabu, 20 Januari 2021 - 19:33 WIB
Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat, kapasitas produksi vaksin Covid-19 yang dimiliki PT Bio Farma (Persero) sesuai dengan standar dunia. Hal itu berdasarkan penilaian Global Alliance for Vaccines and Immunisation (Gavi) atau Aliansi Global untuk Vaksin.

Dengan begitu, induk Holding BUMN Farmasi tersebut memiliki kapasitas untuk memproduksi 250 juta vaksin Covid-19. Hal itu disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR pada hari ini. "Alhamdulillah keputusan pada April (2020) akhirnya di Desember dibuktikan bahwa 250 juta kapasitas ini sudah bisa jadi," ujar Erick, Kamis (20/1/2021).

( )

Perseroan plat merah itu juga tengah meningkatkan teknologi untuk produksi vaksin. Manajemen emiten negara juga sudah menggunakan teknologi seperti viral factor atau mRNA. Saat ini Bio Farma tengah menyelesaikan produksi 125 juta dosis vaksin Covid-19. Rencananya pada 2021 ini produksi sudah dapat dirampungkan.



Baca Juga: Pedagang Daging Ngaku Rugi Rp200 Juta dalam Dua Bulan

Perseroan juga menargetkan vaksin merah putih segera diproduksi pada kuartal III-2021. Target itu dilakukan jika bibit vaksin Merah Putih sudah diserahkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Baca Juga: Dunia Usaha Bisa Bergairah Efek Pelantikan Joe Biden

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, upaya produksi vaksin Merah Putih selain mengupayakan menekan infeksi Covid-19, upaya itu juga untuk menjaga kemandirian dan ketahanan kesehatan di Indonesia.

( )

"Seperti yang disampaikan Pak Menkes (Budi Gunadi Sadikin) tadi, rencana kalau dari Lembaga Eijkman ini bisa sampai di kita di kuartal I-2021 ini, kita proses berupa karakterisasi, uji klinis, dan sebagainnya, kalau semuanya berjalan lancar, kami berharap di kuartal III-2021 kita sudah bisa memproduksi vaksin Merah Putih ini sebagai bagian dari kemandirian kesehatan di Indonesia," ujar dia.

Pemerintah tengah berupaya agar ketergantungan bahan baku vaksin dan vaksin jadi secara perlahan akan dikurangi. Di tengah pandemi Covid-19, ketergantungan impor bahan baku farmasi dan vaksin jadi membuat Indonesia kesulitan melakukan supply atau menyediakan kepada masyarakat jika stok vaksin Covid-19, hasil kerja sama dengan produsen luar negeri, berkurang.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More