Gegara Cabai Rawit dan Daging Sapi, Harga Barang-Barang Jadi Ikutan Naik
Jum'at, 22 Januari 2021 - 23:15 WIB
JAKARTA - Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu III Januari 2021, perkembangan harga pada bulan Januari 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,37% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,37% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,67% (yoy).
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi adalah cabai rawit sebesar 0,10% (mtm), tempe dan tahu masing-masing sebesar 0,03% (mtm), cabai merah dan tarif angkutan antarkota masing-masing sebesar 0,02% (mtm), daging ayam ras, ikan kembung, kacang panjang, bayam, kangkung, ikan tongkol, daging sapi, emas perhiasan, nasi dengan lauk dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm). ( Baca juga:Awas...! Para Bankir Bisa Jadi Pengangguran )
"Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,05% (mtm) dan bawang merah sebesar -0,01% (mtm)," kata Erwin di Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Pun, langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. ( Baca juga:Beredar Video Suku Togutil di Halmahera Maluku Utara Serang Warga dengan Panah )
Sebelumnya, BI memproyeksi inflasi pada tahun 2021 diprakirakan tetap terkendali dalam sasaran 3,0% plus minus 1%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID).
"Ini guna mengendalikan inflasi IHK sesuai kisaran targetnya," katanya.
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi adalah cabai rawit sebesar 0,10% (mtm), tempe dan tahu masing-masing sebesar 0,03% (mtm), cabai merah dan tarif angkutan antarkota masing-masing sebesar 0,02% (mtm), daging ayam ras, ikan kembung, kacang panjang, bayam, kangkung, ikan tongkol, daging sapi, emas perhiasan, nasi dengan lauk dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm). ( Baca juga:Awas...! Para Bankir Bisa Jadi Pengangguran )
"Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,05% (mtm) dan bawang merah sebesar -0,01% (mtm)," kata Erwin di Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Pun, langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. ( Baca juga:Beredar Video Suku Togutil di Halmahera Maluku Utara Serang Warga dengan Panah )
Sebelumnya, BI memproyeksi inflasi pada tahun 2021 diprakirakan tetap terkendali dalam sasaran 3,0% plus minus 1%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID).
"Ini guna mengendalikan inflasi IHK sesuai kisaran targetnya," katanya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda