Ada 184 Juta Penduduk Muslim Dewasa di 2025, Erick Thohir: Pasar Besar bagi BSI
Kamis, 28 Januari 2021 - 11:08 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memproyeksikan pada 2025 Indonesia akan memiliki 184 juta penduduk muslim dewasa. Jumlah muslim segmen menengah ke atas (middle upper) pun diprediksi akan tumbuh paling cepat.
Hal itu dinilai menjadi potensi pasar bagi institusi penyedia layanan syariah di Tanah Air. Secara khusus, Bank Syariah Indonesia (BSI) yang tengah digodok Kementerian BUMN saat ini.
Erick meminta agar ekosistem BSI tidak cukup dengan mengedepankan konsep syariah saja dalam memanfaatkan potensi pasar. Namun, harus dibarengi dengan penguatan digitalisasi dan manajerial yang baik. Dengan begitu, kehadiran BSI diharapkan mampu meningkatkan kapitalisasi dan kapabilitas perbankan syariah di Indonesia.
"Konsep syariah saja tidak cukup, perlu dikemas secara digital dengan kualitas pelayanan tinggi, serta adanya institusi yang kuat. Kehadiran BSI kita harapkan dapat meningkatkan kapitalisasi dan kapabilitas perbankan syariah di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/1/2021).
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, penetrasi pasar bank syariah di Indonesia masih sangat rendah, hanya tercatat 4,1% jika dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 29%.
Erick merespons hal itu dengan merealisasikan merger bank syariah BUMN dengan harapan mampu memperkuat fundamentalnya. Langkah itu dibarengi dengan proyeksi bahwa BSI mampu menempati posisi terbaik sebagai bank syariah di tingkat global. Proyeksi itu pun seiring dengan potensi pengembangan modal bank syariah BUMN yang mencapai Rp225 triliun.
BSI juga digadang-gadang menempati peringkat ke-8 perbankan terbesar di Indonesia. Erick meyakini, pergeseran minat penduduk Indonesia terhadap perbankan syariah yang mulai terjadi sejak 2016 lalu semakin memperkuat posisi BSI di dunia. Hal itu juga diperkuat dengan Indonesia memiliki populasi muslim terbesar dengan preferensi terhadap kesesuaian syariah yang kuat.
"Kementerian BUMN menunjukkan komitmen keberpihakan kepada ekonomi umat melalui peleburan ketiga bank syariah Himbara. Dengan aset sebesar kurang lebih Rp200 triliun per Desember 2020, BSI akan membangun sebuah brand yang kuat dengan produk dan layanan syariah yang inovatif untuk nasabah yang universal," tandasnya.
Hal itu dinilai menjadi potensi pasar bagi institusi penyedia layanan syariah di Tanah Air. Secara khusus, Bank Syariah Indonesia (BSI) yang tengah digodok Kementerian BUMN saat ini.
Erick meminta agar ekosistem BSI tidak cukup dengan mengedepankan konsep syariah saja dalam memanfaatkan potensi pasar. Namun, harus dibarengi dengan penguatan digitalisasi dan manajerial yang baik. Dengan begitu, kehadiran BSI diharapkan mampu meningkatkan kapitalisasi dan kapabilitas perbankan syariah di Indonesia.
"Konsep syariah saja tidak cukup, perlu dikemas secara digital dengan kualitas pelayanan tinggi, serta adanya institusi yang kuat. Kehadiran BSI kita harapkan dapat meningkatkan kapitalisasi dan kapabilitas perbankan syariah di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/1/2021).
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, penetrasi pasar bank syariah di Indonesia masih sangat rendah, hanya tercatat 4,1% jika dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 29%.
Erick merespons hal itu dengan merealisasikan merger bank syariah BUMN dengan harapan mampu memperkuat fundamentalnya. Langkah itu dibarengi dengan proyeksi bahwa BSI mampu menempati posisi terbaik sebagai bank syariah di tingkat global. Proyeksi itu pun seiring dengan potensi pengembangan modal bank syariah BUMN yang mencapai Rp225 triliun.
BSI juga digadang-gadang menempati peringkat ke-8 perbankan terbesar di Indonesia. Erick meyakini, pergeseran minat penduduk Indonesia terhadap perbankan syariah yang mulai terjadi sejak 2016 lalu semakin memperkuat posisi BSI di dunia. Hal itu juga diperkuat dengan Indonesia memiliki populasi muslim terbesar dengan preferensi terhadap kesesuaian syariah yang kuat.
"Kementerian BUMN menunjukkan komitmen keberpihakan kepada ekonomi umat melalui peleburan ketiga bank syariah Himbara. Dengan aset sebesar kurang lebih Rp200 triliun per Desember 2020, BSI akan membangun sebuah brand yang kuat dengan produk dan layanan syariah yang inovatif untuk nasabah yang universal," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda