Ekonomi Masih Minus, Sri Mulyani: Pemerintah Tidak Boleh Terlena
Selasa, 16 Februari 2021 - 15:01 WIB
JAKARTA - Pemerintah terus mengejar pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 agar kembali ke zona positif. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan benar-benar menggenjot pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 mengalami kontraksi hingga -2,07% secara tahunan (year on year).
"Ekonomi di 2020 memang minus tapi itu enggak terlalu buruk. Kita jangan terlena, masih ada PR, kita harus memulihkan ekonomi lkembali ke zona positif," kata Sri Mulyani secara virtual, Selasa (16/2/2021).
Sri Mulyani menargetkan pada tahun 2021 ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4,3% hingga 5%. Untuk itu, kerja keras pengendalian pandemi Covid-19 menurutnya akan terus dilakukan untuk memulihkan ekonomi nasional.
"Itu prasyarat pemulihan ekonomi, Covid harus bisa kita kendalikan. Dari sisi APBN seluruh instrumen belanja pemerintah dan penyertaan modal negara dikerahkan," tandasnya.
Sebagai informasi, hingga kuartal IV/2020, ekonomi Indonesia masih mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tercatat sebesar -2,19% (yoy). Sedangkan pertumbuhan di kuartal IV secara kuartalan terkontraksi -0,42%.
Pada kuartal IV, ada 10 sektor yang masih mengalami kontraksi, meski tak sedalam kuartal sebelumnya. Diantaranya adalah sektor transportasi dan pergudangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 mengalami kontraksi hingga -2,07% secara tahunan (year on year).
"Ekonomi di 2020 memang minus tapi itu enggak terlalu buruk. Kita jangan terlena, masih ada PR, kita harus memulihkan ekonomi lkembali ke zona positif," kata Sri Mulyani secara virtual, Selasa (16/2/2021).
Sri Mulyani menargetkan pada tahun 2021 ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4,3% hingga 5%. Untuk itu, kerja keras pengendalian pandemi Covid-19 menurutnya akan terus dilakukan untuk memulihkan ekonomi nasional.
"Itu prasyarat pemulihan ekonomi, Covid harus bisa kita kendalikan. Dari sisi APBN seluruh instrumen belanja pemerintah dan penyertaan modal negara dikerahkan," tandasnya.
Sebagai informasi, hingga kuartal IV/2020, ekonomi Indonesia masih mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tercatat sebesar -2,19% (yoy). Sedangkan pertumbuhan di kuartal IV secara kuartalan terkontraksi -0,42%.
Pada kuartal IV, ada 10 sektor yang masih mengalami kontraksi, meski tak sedalam kuartal sebelumnya. Diantaranya adalah sektor transportasi dan pergudangan.
(fai)
tulis komentar anda