Ekspor Masih Jeblok tapi Neraca Dagang Surplus, Pengusaha: Impor Turun Banyak
Kamis, 18 Februari 2021 - 11:54 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan surplus USD1,96 miliar pada Januari 2021. Posisi ini jauh lebih bagus kalau dibandingkan dengan posisi neraca perdagangan Januari 2020 yang defisit USD640 juta atau pada Januari 2019 defisit USD980 juta.
( )
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan bahwa surplus yang terjadi sebenarnya bukan karena kinerja ekspor Indonesia sudah baik, namun karena impor turun. "Surplus karena impornya turunnya banyak," katanya dalam Market Review IDX Channel, Kamis (18/2/2021).
Dia mengatakan, bahwa sebenarnya kinerja ekspor Indonesia itu turun dibandingkan dengan tahun 2019 sebelum pandemi. Namun turunnya ekspor tak sedalam dibandingkan dengan impor. "Impor kita turun karena pasar dalam negeri demand-nya belum naik atau belum membaik daya belinya," terangnya.
( )
Dia menambahkan bahwa impor yang dilakukan Indonesia itu untuk bahan baku industri. Artinya, jika daya beli belum membaik maka industri tidak akan memproduksi barang. "Impor kita kan kebanyakan impor bahan baku. Bisa dibilang saat ini utilisasi industri kita hanya 30 persen," tandasnya.
( )
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan bahwa surplus yang terjadi sebenarnya bukan karena kinerja ekspor Indonesia sudah baik, namun karena impor turun. "Surplus karena impornya turunnya banyak," katanya dalam Market Review IDX Channel, Kamis (18/2/2021).
Dia mengatakan, bahwa sebenarnya kinerja ekspor Indonesia itu turun dibandingkan dengan tahun 2019 sebelum pandemi. Namun turunnya ekspor tak sedalam dibandingkan dengan impor. "Impor kita turun karena pasar dalam negeri demand-nya belum naik atau belum membaik daya belinya," terangnya.
( )
Dia menambahkan bahwa impor yang dilakukan Indonesia itu untuk bahan baku industri. Artinya, jika daya beli belum membaik maka industri tidak akan memproduksi barang. "Impor kita kan kebanyakan impor bahan baku. Bisa dibilang saat ini utilisasi industri kita hanya 30 persen," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda