Alhamdulillah, Di Saat Wabah Kinerja Bank Syariah Melesat
Senin, 18 Mei 2020 - 14:55 WIB
JAKARTA - Banyak sektor bisnis yang telah merasakan keganasan dari wabah Corona. Kinerja perusahaan yang bergerak di bidang properti, manufaktur, otomotif, keuangan hingga UMKM, kini berada dalam grafik yang menurun. Hal itu bisa diketahui deri laporan keuangan Kuartal I 2020 yang mulai dirilis di bulan Mei ini. Diantara perusahaan yang telah melaporkan kinerja keuangnya, ternyata masih ada yang mampu tumbuh dengan baik, salah satunya adalah perbankan syariah.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Toni EB Subari mengatakan bank syariah cenderung menanggung risiko yang lebih kecil saat pandemi covid-19 bila dibandingkan dengan kondisi bank konvensional.
Pasalnya, kata Toni, konsep dasar bank syariah adalah bagi hasil, sehingga secara alami dapat memitigasi dampak yang ditimbulkan dari pandemi covid-19. Selain bagi hasil konsep dasar syariah juga harus adil, seimbang dan mashalat.
Ternyata ada beberapa produk bank syariah yang tidak sensitif terhadap pricing ,sehingga tidak terdampak, misalnya simpanan dengan akad wadiah atau tanpa bunga. Dari tahun ke tahun simpanan akad wadiah rata-rata meningkat.
Kenaikan juga terjadi pada simpanan dengan akad mudharabah, yaitu simpanan dengan konsep bagi hasil. Simpanan jenis ini dinilai tidak akan terlalu membebankan biaya yang harus dikeluarkan ketika pendapatan bank juga mengalami penurunan.
Toni EB Subari, yang juga Direktur Utama Bank Mandiri Syariah memaparkan, pada Kuartal I 2020, bank yang dipimpinnya itu masih bisa membukukan laba sebesar Rp sebesar Rp368 atau melesat 51,53% dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy). Kenaikan laba ini salah satunya ditopang oleh pembiayan yang mencapai Rp75,70 triliun atau tumbuh 9,14% dibandingkan kuartal I 2019 sebesar Rp 69,36 triliun.
Pembiayan di segmen consumer masih memberikan kontribusi yang paling besar. Seperti pembiayaan Kendaraan Berkah, Griya Berkah, Pensiun Berkah dan Mitraguna Berkah. Meningkatnya pembiayaan berdampak langsung pada pendapatan.
Pada pendapatan margin bagi hasil bersih tumbuh 6,33% (yoy). Semula, per Maret 2019 pendapatan tercatat Rp2,1 triliu, lalu menjadi Rp2,23 triliun per Maret 2020. Sedangkan pendapatan dari fee based income (FBI) meningkat 18,91% dari Rp429 miliar pada kuartal I tahun lalu menjadi Rp510 miliar pada Maret 2020.
Sementara itu Achmad Syafii Direktur IT, Operation & Digital Banking Mandiri Syraiah menambahkan, pengembangan fitur digital berdampak pada peningkatan jumlah pendapatan FBI.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Toni EB Subari mengatakan bank syariah cenderung menanggung risiko yang lebih kecil saat pandemi covid-19 bila dibandingkan dengan kondisi bank konvensional.
Pasalnya, kata Toni, konsep dasar bank syariah adalah bagi hasil, sehingga secara alami dapat memitigasi dampak yang ditimbulkan dari pandemi covid-19. Selain bagi hasil konsep dasar syariah juga harus adil, seimbang dan mashalat.
Ternyata ada beberapa produk bank syariah yang tidak sensitif terhadap pricing ,sehingga tidak terdampak, misalnya simpanan dengan akad wadiah atau tanpa bunga. Dari tahun ke tahun simpanan akad wadiah rata-rata meningkat.
Kenaikan juga terjadi pada simpanan dengan akad mudharabah, yaitu simpanan dengan konsep bagi hasil. Simpanan jenis ini dinilai tidak akan terlalu membebankan biaya yang harus dikeluarkan ketika pendapatan bank juga mengalami penurunan.
Toni EB Subari, yang juga Direktur Utama Bank Mandiri Syariah memaparkan, pada Kuartal I 2020, bank yang dipimpinnya itu masih bisa membukukan laba sebesar Rp sebesar Rp368 atau melesat 51,53% dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy). Kenaikan laba ini salah satunya ditopang oleh pembiayan yang mencapai Rp75,70 triliun atau tumbuh 9,14% dibandingkan kuartal I 2019 sebesar Rp 69,36 triliun.
Pembiayan di segmen consumer masih memberikan kontribusi yang paling besar. Seperti pembiayaan Kendaraan Berkah, Griya Berkah, Pensiun Berkah dan Mitraguna Berkah. Meningkatnya pembiayaan berdampak langsung pada pendapatan.
Pada pendapatan margin bagi hasil bersih tumbuh 6,33% (yoy). Semula, per Maret 2019 pendapatan tercatat Rp2,1 triliu, lalu menjadi Rp2,23 triliun per Maret 2020. Sedangkan pendapatan dari fee based income (FBI) meningkat 18,91% dari Rp429 miliar pada kuartal I tahun lalu menjadi Rp510 miliar pada Maret 2020.
Sementara itu Achmad Syafii Direktur IT, Operation & Digital Banking Mandiri Syraiah menambahkan, pengembangan fitur digital berdampak pada peningkatan jumlah pendapatan FBI.
Lihat Juga :
tulis komentar anda