Alhamdulillah, Di Saat Wabah Kinerja Bank Syariah Melesat
Senin, 18 Mei 2020 - 14:55 WIB
Buktinya, FBI digital channel naik 36,97% dari Rp 52,06 miliar per Maret 2019 naik menjadi Rp 71,31 miliar per Maret 2020 (yoy). FBI dari mobile banking menberikan kontribusi tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 55,76% dari Rp 8,04 miliar per Maret 2019 menjadi Rp 12,52 miliar per Maret 2020.
Hingga Maret 2020, pengguna Mandiri Syariah Mobile (MSM) mencapai 1,15 juta pengguna, dengan jumlah transaksi sebanyak 8,5 juta transaksi. Melalui fitur MSM, nasabah dapat membuka rekening di rumah saja. Nasabah juga dapat transaksi dengan QRIS, ke berbagai marketplace, hingga pengisian saldo e-wallet.
Sementara itu, di Kuartal I 2020 ini dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun meningkat 16,94% dari Rp 87,16 triliun per Maret 2019 menjadi Rp 101,92 triliun pada Maret 2020 (yoy). Dari total dana tersebut, porsi low cost fund mencapai 56,37%.
Ditunjang oleh tabungan yang naik sebesar 14,82 persen dari semula Rp 35,25 triliun per posisi Maret 2019 menjadi Rp 40,47 triliun per posisi Maret 2020 (yoy). Perolehan DPK ini menjadikan aset Mandiri Syariah per akhir Maret 2020 mencapai Rp 114,75 triliun atau naik 16,43% dari Maret 2019 yang sebesar Rp 98,55 triliun.
BRI Syariah
Direktur Bisnis Komersial BRI Syariah Kokok Alun Akbar menyatakan pandemi virus Corona pasti akan memberi dampak pada Bank BRI Syariah . Namun tampaknyadampak itu belum dirasakan selama Kuartal I 2020. Meski demikian memasuki Kuartal II pihaknya akan makin selektif dalam melakukan ekspansi bisnis.
Alih-alih mengalami kontraksi di saat pandemi, laba bank BRI di tiga bulan pertama tahun 2020 malah meroket 150%. Direktur Bisnis Komersial BRI Syariah Kokok Alun Akbar menyatakan laba bersih sebesar Rp75,15 miliar pada kuartal I-2020, dengan pertumbuhan 150% (yoy). Sebagai perbandingan pada periode yang sama tahun lalu laba BRI Syariah hanya sebesar Rp 30,05 miliar.
Kokok Alun Akbar menjelaskan peningkatan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana murah yang agresif. Pertumbuhan pembiayaan perseroan sepanjang Kuartal I-2020 mencapai 34,28% secara tahunan, menjadi Rp30,45 triliun. Sementara pertumbuhan dana murah naik 77,51% secara tahunan, menjadi Rp16,86 triliun.
Pertumbuhan dana murah perseroan, salah satunya berasal dari tabungan payroll yang tumbuh 46% (yoy) menjadi Rp 627,2 miliar. Tabungan payroll memang jadi salah satu fokus BRI Syariah. Sebab, diyakini mampu mendorong ekspansi pasar dengan potensi peningkatan penyaluran pembiayaan salary based financing. Saat pandemi, cash flow nasabah tabungan payroll dapat terpantau, sehingga resiko penyaluran pembiayaan kepada nasabah payroll ini dapat ditekan.
Pembiayaan BRI Syariah di kuartal I tahun ini juga disokong oleh pembiayaan di segmen ritel yang tumbuh 49,74% (yoy) menjadi Rp 20,5 triliun. Pembiayaan ritel ini termasuk segmen kecil menengah dan kemitraan, konsumer serta mikro. Di Kuartal I 2020, asset BRI Sariah juga meningkat 9,51% atau sebesar Rp42,2 triliun.
Hingga Maret 2020, pengguna Mandiri Syariah Mobile (MSM) mencapai 1,15 juta pengguna, dengan jumlah transaksi sebanyak 8,5 juta transaksi. Melalui fitur MSM, nasabah dapat membuka rekening di rumah saja. Nasabah juga dapat transaksi dengan QRIS, ke berbagai marketplace, hingga pengisian saldo e-wallet.
Sementara itu, di Kuartal I 2020 ini dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun meningkat 16,94% dari Rp 87,16 triliun per Maret 2019 menjadi Rp 101,92 triliun pada Maret 2020 (yoy). Dari total dana tersebut, porsi low cost fund mencapai 56,37%.
Ditunjang oleh tabungan yang naik sebesar 14,82 persen dari semula Rp 35,25 triliun per posisi Maret 2019 menjadi Rp 40,47 triliun per posisi Maret 2020 (yoy). Perolehan DPK ini menjadikan aset Mandiri Syariah per akhir Maret 2020 mencapai Rp 114,75 triliun atau naik 16,43% dari Maret 2019 yang sebesar Rp 98,55 triliun.
BRI Syariah
Direktur Bisnis Komersial BRI Syariah Kokok Alun Akbar menyatakan pandemi virus Corona pasti akan memberi dampak pada Bank BRI Syariah . Namun tampaknyadampak itu belum dirasakan selama Kuartal I 2020. Meski demikian memasuki Kuartal II pihaknya akan makin selektif dalam melakukan ekspansi bisnis.
Alih-alih mengalami kontraksi di saat pandemi, laba bank BRI di tiga bulan pertama tahun 2020 malah meroket 150%. Direktur Bisnis Komersial BRI Syariah Kokok Alun Akbar menyatakan laba bersih sebesar Rp75,15 miliar pada kuartal I-2020, dengan pertumbuhan 150% (yoy). Sebagai perbandingan pada periode yang sama tahun lalu laba BRI Syariah hanya sebesar Rp 30,05 miliar.
Kokok Alun Akbar menjelaskan peningkatan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana murah yang agresif. Pertumbuhan pembiayaan perseroan sepanjang Kuartal I-2020 mencapai 34,28% secara tahunan, menjadi Rp30,45 triliun. Sementara pertumbuhan dana murah naik 77,51% secara tahunan, menjadi Rp16,86 triliun.
Pertumbuhan dana murah perseroan, salah satunya berasal dari tabungan payroll yang tumbuh 46% (yoy) menjadi Rp 627,2 miliar. Tabungan payroll memang jadi salah satu fokus BRI Syariah. Sebab, diyakini mampu mendorong ekspansi pasar dengan potensi peningkatan penyaluran pembiayaan salary based financing. Saat pandemi, cash flow nasabah tabungan payroll dapat terpantau, sehingga resiko penyaluran pembiayaan kepada nasabah payroll ini dapat ditekan.
Pembiayaan BRI Syariah di kuartal I tahun ini juga disokong oleh pembiayaan di segmen ritel yang tumbuh 49,74% (yoy) menjadi Rp 20,5 triliun. Pembiayaan ritel ini termasuk segmen kecil menengah dan kemitraan, konsumer serta mikro. Di Kuartal I 2020, asset BRI Sariah juga meningkat 9,51% atau sebesar Rp42,2 triliun.
tulis komentar anda