Holding BUMN Pertahanan: Belum Dikokang, Sudah Pasang Target Muluk
Sabtu, 06 Maret 2021 - 13:31 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah menyusun skema pembentukan holding BUMN industri pertahanan. Holding ini akan dinamai Defend ID.
Holding BUMN ini dinilai menjadi lokomotif kemandirian industri pertahanan Indonesia dan meningkatkan operational excellence industri pertahanan. Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) M. Herindra mengatakan, harmonisasi dan kerja sama dalam membangun industri pertahanan nasional sangat penting dilakukan. ( Baca juga:Tak Mau Berat Sebelah, Erick juga Minta Bank Partikelir Turunkan Bunga Kredit )
"Namun kompleksitas permasalahan dan tantangan yang dihadapi saat ini membutuhkan keteguhan visi misi bersama antara stakeholders terkait. Bentuk dorongan pemerintah dalam perkembangan industri pertahanan untuk mencapai kemandirian selaku stakeholder utama adalah dengan menyiapkan payung hukum sebagai landasan ekosistem industri pertahanan di Indonesia," ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu (5/3/2021).
Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan sebelumnya sudah meningkatkan anggaran belanja alutsista melalui skema pembiayaan pinjaman dalam dan luar negeri. M. Herindra berharap hal itu dapat mendorong transformasi spending investment.
Peningkatan ini diharapkan menjadi stimulus positif terhadap peningkatan kemandirian industri pertahanan guna pemenuhan kebutuhan pengguna.
Sementara itu, Direktur Bisnis dan Kerja sama PT Len Industri (Persero) Wahyu Sofiadi menyampaikan, Len Industri tengah melakukan transformasi menjadi induk holding BUMN industri pertahanan Indonesia.
Lima perusahaan BUMN, yakni PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT Dahana, dan PT Len Industri sebagai holding company (induk perusahaan) akan digabung dalam Defend ID oleh Kementerian BUMN.
Sebagai langkah untuk masuk ke global supply chain technology partner, Len Industri dan BUMN industri pertahanan memiliki rencana kemitraan strategis dengan perusahaan global di tiga matra, yakni darat, laut, dan udara. Hal ini bertujuan meningkatkan penguasaan kompetensi kunci dan memandirikan industri pertahanan dalam negeri. ( Baca juga:Mahfud MD Akhirnya Bicara Soal KLB Partai Demokrat, Ini Katanya )
"Dengan begitu akan terjadi peningkatan keberlanjutan dan skala bisnis, adanya recurring income dari bisnis maintenance, repair, dan overhaul hingga pengurangan ketergantungan impor produk utama," kata Wahyu.
Defend ID memiliki target ambisius dalam jangka waktu menengah ke depan, yakni menjadi Top 50 perusahaan bidang industri pertahanan di dunia.
Holding BUMN ini dinilai menjadi lokomotif kemandirian industri pertahanan Indonesia dan meningkatkan operational excellence industri pertahanan. Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) M. Herindra mengatakan, harmonisasi dan kerja sama dalam membangun industri pertahanan nasional sangat penting dilakukan. ( Baca juga:Tak Mau Berat Sebelah, Erick juga Minta Bank Partikelir Turunkan Bunga Kredit )
"Namun kompleksitas permasalahan dan tantangan yang dihadapi saat ini membutuhkan keteguhan visi misi bersama antara stakeholders terkait. Bentuk dorongan pemerintah dalam perkembangan industri pertahanan untuk mencapai kemandirian selaku stakeholder utama adalah dengan menyiapkan payung hukum sebagai landasan ekosistem industri pertahanan di Indonesia," ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu (5/3/2021).
Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan sebelumnya sudah meningkatkan anggaran belanja alutsista melalui skema pembiayaan pinjaman dalam dan luar negeri. M. Herindra berharap hal itu dapat mendorong transformasi spending investment.
Peningkatan ini diharapkan menjadi stimulus positif terhadap peningkatan kemandirian industri pertahanan guna pemenuhan kebutuhan pengguna.
Sementara itu, Direktur Bisnis dan Kerja sama PT Len Industri (Persero) Wahyu Sofiadi menyampaikan, Len Industri tengah melakukan transformasi menjadi induk holding BUMN industri pertahanan Indonesia.
Lima perusahaan BUMN, yakni PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT Dahana, dan PT Len Industri sebagai holding company (induk perusahaan) akan digabung dalam Defend ID oleh Kementerian BUMN.
Sebagai langkah untuk masuk ke global supply chain technology partner, Len Industri dan BUMN industri pertahanan memiliki rencana kemitraan strategis dengan perusahaan global di tiga matra, yakni darat, laut, dan udara. Hal ini bertujuan meningkatkan penguasaan kompetensi kunci dan memandirikan industri pertahanan dalam negeri. ( Baca juga:Mahfud MD Akhirnya Bicara Soal KLB Partai Demokrat, Ini Katanya )
"Dengan begitu akan terjadi peningkatan keberlanjutan dan skala bisnis, adanya recurring income dari bisnis maintenance, repair, dan overhaul hingga pengurangan ketergantungan impor produk utama," kata Wahyu.
Defend ID memiliki target ambisius dalam jangka waktu menengah ke depan, yakni menjadi Top 50 perusahaan bidang industri pertahanan di dunia.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda