Harga Minyak Makin Gagah, Berkah atau Musibah?
Jum'at, 12 Maret 2021 - 13:22 WIB
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, permintaan minyak untuk kebutuhan industri meningkat terutama negara-negara yang mulai pulih seperti China dan Amerika. Namun, dia juga memperkirakan kenaikan harga minyak hanya sementara dan akan kembali turun.
"Saya kira akan turun tetapi tidak akan kembali ke posisi yang kemarin USD45 per barel. Kemungkinan di sekitar USD50-60 per barel," ujarnya.
Dia menuturkan, kenaikan harga minyak akan meningkatkan penerimaan negara namun di sisi lain akan berpengaruh pada belanja subsidi yang naik. Sementara dari perusahaan, harga BBM akan cenderung meningkat mengikuti harga dunia.
"Cuma masalahnya kemarin pada waktu turun, harga BBM tidak diturunkan. Sekarang kalau mau dinaikkan juga tidak adil karena situasinya sementara," tandasnya.
"Saya kira akan turun tetapi tidak akan kembali ke posisi yang kemarin USD45 per barel. Kemungkinan di sekitar USD50-60 per barel," ujarnya.
Dia menuturkan, kenaikan harga minyak akan meningkatkan penerimaan negara namun di sisi lain akan berpengaruh pada belanja subsidi yang naik. Sementara dari perusahaan, harga BBM akan cenderung meningkat mengikuti harga dunia.
"Cuma masalahnya kemarin pada waktu turun, harga BBM tidak diturunkan. Sekarang kalau mau dinaikkan juga tidak adil karena situasinya sementara," tandasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda