Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral, Mata Uang Lira Turki Ambruk 14%
Senin, 22 Maret 2021 - 10:33 WIB
ISTANBUL - Mata uang Lira Turki ambruk sebesar 14% setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan memecat gubernur bank sentral Turki pada akhir pekan kemarin. Pemecatan Naci Agbal diyakini menjadi sentimen yang menarik Lira hingga ke posisi terendah dalam sejarah.
Dilansir BBC, Erdogan kembali menggantikan pemimpin bank sentral Turki untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu dua tahun dan menjadi langkah yang mengejutkan. Agbal yang ditunjuk pada bulan November, telah menaikkan suku bunga untuk melawan tingkat inflasi yang berjalan di atas 15%.
Pemecatan ini telah mengejutkan investor lokal dan asing yang telah memuji kebijakan moneter bank sentral Turki baru-baru ini. Lira Turki sebelumnya merupakan salah satu mata uang emerging market terbaik pada tahun 2021, setelah pulih hampir seperlima dari posisi terburuknya melawan dolar Amerika Serikat (USD).
Pekan lalu, mata uang Turki naik menguat setelahAgbal meningkatkan suku bunga sebesar 2 poin secara persentase, dua kali lipat dari yang diharapkan para ekonom. Investor telah menyerukan kebijakan moneter yang lebih ketat di Turki untuk menjinakkan tingginya tingkat inflasi karena harga naik dengan cepat di negara itu.
Sekarang ada kekhawatiran bahwa keputusan Erdogan untuk menunjuk Sahap Kavcioglu menggantikan peran singkat Agbal diyakini memberikan sentimen negatif. Kavcioglu merupakan profesor perbankan yang tidak begitu dikenal serta merupakan mantan anggota parlemen dari partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa.
Ia kerap dikenal sebagai orang yang menentang suku bunga tinggi sebagai cara melawan inflasi. Suku bunga Turki berada di level 19% yang telah menarik investor asing untuk memarkir uang tunai mereka dalam mata uang.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, bank sentral mengatakan pihaknya "akan terus menggunakan alat kebijakan moneter secara efektif sejalan dengan tujuan utamanya untuk mencapai penurunan inflasi secara permanen".
Dilansir BBC, Erdogan kembali menggantikan pemimpin bank sentral Turki untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu dua tahun dan menjadi langkah yang mengejutkan. Agbal yang ditunjuk pada bulan November, telah menaikkan suku bunga untuk melawan tingkat inflasi yang berjalan di atas 15%.
Pemecatan ini telah mengejutkan investor lokal dan asing yang telah memuji kebijakan moneter bank sentral Turki baru-baru ini. Lira Turki sebelumnya merupakan salah satu mata uang emerging market terbaik pada tahun 2021, setelah pulih hampir seperlima dari posisi terburuknya melawan dolar Amerika Serikat (USD).
Pekan lalu, mata uang Turki naik menguat setelahAgbal meningkatkan suku bunga sebesar 2 poin secara persentase, dua kali lipat dari yang diharapkan para ekonom. Investor telah menyerukan kebijakan moneter yang lebih ketat di Turki untuk menjinakkan tingginya tingkat inflasi karena harga naik dengan cepat di negara itu.
Sekarang ada kekhawatiran bahwa keputusan Erdogan untuk menunjuk Sahap Kavcioglu menggantikan peran singkat Agbal diyakini memberikan sentimen negatif. Kavcioglu merupakan profesor perbankan yang tidak begitu dikenal serta merupakan mantan anggota parlemen dari partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa.
Ia kerap dikenal sebagai orang yang menentang suku bunga tinggi sebagai cara melawan inflasi. Suku bunga Turki berada di level 19% yang telah menarik investor asing untuk memarkir uang tunai mereka dalam mata uang.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, bank sentral mengatakan pihaknya "akan terus menggunakan alat kebijakan moneter secara efektif sejalan dengan tujuan utamanya untuk mencapai penurunan inflasi secara permanen".
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda