Penyaluran Rumah Subsidi FLPP Jauh dari Target, Realisasi Baru Rp2,29 Triliun
Senin, 05 April 2021 - 10:36 WIB
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot penyaluran rumah subsidi. Salah satunya adalah dengan mendorong penyaluran rumah subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) .
Berdasarkan catatan realisasi per tanggal 30 Maret 2021, PPDPP telah menyalurkan FLPP sebesar Rp2,29 triliun. Nilai tersebut setara dengan 21.030 unit rumah.
Namun capaian tersebut masih jauh dari target di tahun 2021 yakni sebesar Rp19,1 triliun untuk 157.500 unit rumah. Sebab, penyaluran tersebut baru mencapai 13,5% dari target tahun 2021.
Sementara itu, jika diakumulasi dari tahun 2010 hingga 30 maret 2021, sudah ada 785.885 unit rumah subsidi dengan skema FLPP yang diberikan. Jika diakumulasi secara nominal pada periode tersebut maka pemerintah sudah menyalurkan sekitar Rp57.888 triliun.
Oleh karena itu, penyaluran Bantuan pembiayaan perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi tantangan bagi Badan Layanan Umum PPDPPz PPDPP bersama para stakeholder, yaitu bank pelaksana dan para pengembang perumahan, saling bahu membahu meningkatkan dan mempercepat proses penyaluran FLPP bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Kami mengapresiasi para stakeholder yang saat ini terus bahu membahu menjaga sektor perumahan ini tetap berjalan,” ujar Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Eko D. Heri Poerwanto dalam keteranganya, Senin (5/4/2021).
Beberapa waktu lalu sendiri dilakukan akad kredit massal untuk rumah subsidi dengan skema FLPP oleh Bank Penyalur BNI. Adapun jumlah peserta akad kredit massal sebanyak 4.675 tersebar di 17 wilayah dan 56 kota.
Adapun kota-kota tersebut yakni Medan, Tanjung Balai Asahan, Tebing Tinggi, Padang, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Bengkulu, Tanjung Karang, Lubuk Linggau, Pangkal Pinang, Purwakarta, Cianjur, Garut, Sukabumi, Tasik, Sumedang, Majalaya, Semarang, Pekalongan, Tuban, Pamekasan, Gresik, Makasar, Pare – Pare, Sengkang, Kendari, Polewalli, Denpasar, Mataram, Barabai, Banjarbaru, Sampit, Palangkaraya, Pangkalan Bun, Muara Teweh, Jakarta, Jababeka, Serang, Boyolali, Solo, Purbalingga, Wonosobo, Wonogiri, Probolinggo, Banyuwangi, Kediri, Manado, Tomohon, Gorontalo, Palu, Sorong, hingga Jayapura.
Berdasarkan catatan realisasi per tanggal 30 Maret 2021, PPDPP telah menyalurkan FLPP sebesar Rp2,29 triliun. Nilai tersebut setara dengan 21.030 unit rumah.
Namun capaian tersebut masih jauh dari target di tahun 2021 yakni sebesar Rp19,1 triliun untuk 157.500 unit rumah. Sebab, penyaluran tersebut baru mencapai 13,5% dari target tahun 2021.
Sementara itu, jika diakumulasi dari tahun 2010 hingga 30 maret 2021, sudah ada 785.885 unit rumah subsidi dengan skema FLPP yang diberikan. Jika diakumulasi secara nominal pada periode tersebut maka pemerintah sudah menyalurkan sekitar Rp57.888 triliun.
Oleh karena itu, penyaluran Bantuan pembiayaan perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi tantangan bagi Badan Layanan Umum PPDPPz PPDPP bersama para stakeholder, yaitu bank pelaksana dan para pengembang perumahan, saling bahu membahu meningkatkan dan mempercepat proses penyaluran FLPP bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Kami mengapresiasi para stakeholder yang saat ini terus bahu membahu menjaga sektor perumahan ini tetap berjalan,” ujar Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Eko D. Heri Poerwanto dalam keteranganya, Senin (5/4/2021).
Beberapa waktu lalu sendiri dilakukan akad kredit massal untuk rumah subsidi dengan skema FLPP oleh Bank Penyalur BNI. Adapun jumlah peserta akad kredit massal sebanyak 4.675 tersebar di 17 wilayah dan 56 kota.
Adapun kota-kota tersebut yakni Medan, Tanjung Balai Asahan, Tebing Tinggi, Padang, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Bengkulu, Tanjung Karang, Lubuk Linggau, Pangkal Pinang, Purwakarta, Cianjur, Garut, Sukabumi, Tasik, Sumedang, Majalaya, Semarang, Pekalongan, Tuban, Pamekasan, Gresik, Makasar, Pare – Pare, Sengkang, Kendari, Polewalli, Denpasar, Mataram, Barabai, Banjarbaru, Sampit, Palangkaraya, Pangkalan Bun, Muara Teweh, Jakarta, Jababeka, Serang, Boyolali, Solo, Purbalingga, Wonosobo, Wonogiri, Probolinggo, Banyuwangi, Kediri, Manado, Tomohon, Gorontalo, Palu, Sorong, hingga Jayapura.
(akr)
tulis komentar anda