RI Berambisi Jadi Pengekspor Udang No 1 di Dunia Pada 2024

Jum'at, 16 April 2021 - 23:11 WIB
“Selain kematian dini, di tambak saya selalu terjadi blooming plankton ketika memasuki DOC di atas 50 dan terjadi kematian ngapas yang diduga disebabkan oleh Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) di DOC 70 sampai panen,” ujarnya.

Bobby dan petambak lainnya dari Kelompok Tani Blue Vaname kemudian memutuskan untuk mencoba produk DPS dari eFishery. “Hasilnya, budidaya udang saya terhindar dari kematian dini, tidak terjadi blooming plankton, dan ketika terjadi kematian di DOC 70 dapat langsung dihentikan dengan melakukan outbreak protocol dari program DPS,” jelas Bobby.



Bobby menambahkan, jika tambak terserang wabah hingga mengakibatkan gagal panen, kerugian yang harus kita tanggung dapat mencapai 25% dari total modal awal. “Jadi penggunaan DPS ini merupakan investasi yang baik, karena dengan harga yang cukup terjangkau tambak kita terhindar dari serangan wabah penyakit sehingga kita merasa tenang dalam berbudidaya udang,” tambahnya.

Selain terhindar dari wabah penyakit, ia juga merasakan langsung berbagai keuntungan dari produk DPS tersebut, diantaranya peningkatan rata-rata pendapatan hingga 111,27% per meter persegi, penurunan rata-rata FCR sebesar 0,23%, serta peningkatan rata-rata produktivitas sebesar 0,12 kg/m2.
(dar)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More