Duh! BI Koreksi Lagi Target Pertumbuhan Ekonomi RI
Selasa, 20 April 2021 - 14:57 WIB
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 April 2021 yang memutuskan untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 4,1% hingga 5,1% pada 2021.
Ini menjadi pemangkasan proyeksi yang kedua kalinya di tahun 2021. Sebelumnya, BI memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh positif pada kisaran 4,8% hingga 5,8%. Kemudian, BI kembali merevisi proyeksi tersebut menjadi 4,3% hingga 5,3%.
Perry menilai perbaikan ekonomi sudah mulai terlihat dari perbaikan ekspor juga konsumsi swasta. Namun, khusus konsumsi swasta perbaikannya masih cenderung terbatas.
Stimulus fiskal Pemerintah dalam bentuk bantuan sosial, belanja barang dan belanja modal juga terus meningkat lebih tinggi dari perkiraan.
"Sementara itu, perbaikan konsumsi swasta sebagaimana tercermin pada indikator ekspektasi konsumen dan penjualan eceran sampai dengan bulan Maret 2021 cenderung terbatas. Hal ini sejalan dengan masih terbatasnya mobilitas masyarakat di tengah upaya Pemerintah yang terus melakukan akselerasi program vaksinasi nasional," ujar Perry di Jakarta, Selasa (20/4/2021).
Kinerja ekspor juga diperkirakan terus membaik, lebih tinggi dari proyeksi awal tahun, terutama didorong oleh komoditas CPO, bijih logam, pulp and waste paper, serta kendaraan bermotor dan besi baja.
Peningkatan ekspor tersebut ditopang oleh kenaikan permintaan dari negara mitra dagang utama, khususnya Tiongkok. Secara spasial, kinerja ekspor yang membaik terjadi di wilayah Jawa dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua).
Ini menjadi pemangkasan proyeksi yang kedua kalinya di tahun 2021. Sebelumnya, BI memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh positif pada kisaran 4,8% hingga 5,8%. Kemudian, BI kembali merevisi proyeksi tersebut menjadi 4,3% hingga 5,3%.
Perry menilai perbaikan ekonomi sudah mulai terlihat dari perbaikan ekspor juga konsumsi swasta. Namun, khusus konsumsi swasta perbaikannya masih cenderung terbatas.
Stimulus fiskal Pemerintah dalam bentuk bantuan sosial, belanja barang dan belanja modal juga terus meningkat lebih tinggi dari perkiraan.
"Sementara itu, perbaikan konsumsi swasta sebagaimana tercermin pada indikator ekspektasi konsumen dan penjualan eceran sampai dengan bulan Maret 2021 cenderung terbatas. Hal ini sejalan dengan masih terbatasnya mobilitas masyarakat di tengah upaya Pemerintah yang terus melakukan akselerasi program vaksinasi nasional," ujar Perry di Jakarta, Selasa (20/4/2021).
Kinerja ekspor juga diperkirakan terus membaik, lebih tinggi dari proyeksi awal tahun, terutama didorong oleh komoditas CPO, bijih logam, pulp and waste paper, serta kendaraan bermotor dan besi baja.
Peningkatan ekspor tersebut ditopang oleh kenaikan permintaan dari negara mitra dagang utama, khususnya Tiongkok. Secara spasial, kinerja ekspor yang membaik terjadi di wilayah Jawa dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua).
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda