Luhut: Pemerintah Akan Sosialisasikan Berdamai dengan Covid-19
Kamis, 21 Mei 2020 - 21:22 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan penjelasan terkait pernyataan Presiden Joko Widodo soal berdamai dengan Covid-19. Menurutnya, makna berdamai itu maksudnya tetap patuh terhadap protokol kesehatan, pola hidup masyarakat pun harus banyak berubah, harus berpola hidup lebih bersih dan lebih sehat.
Luhut menambahkan berdamai dengan Covid-19 secara esensi benar karena menurut WHO, Covid-19 ini tidak akan habis sebelum ada vaksinnya. Karena itu, diperlukan penyesuaian baru dalam tatanan kehidupan alias new normal.
Dalam memasuki tahap new normal ini, kata Luhut, pemerintah sedang menyusun kebijakan dengan melakukan kajian yang cermat dan mendalam. Yaitu dengan tetap berhati-hati dan melihat perkembangan dinamika yang terjadi.
"Pemerintah bukannya tidak konsisten dan berubah-ubah, tetapi dinamika Covid-19 harus disesuaikan. Karena kita belum ada pengalaman dan perlu kehatian-hatian dalam mengambil keputusan," ujar Luhut di Jakarta, Kamis (21/5/2020).
Luhut melanjutkan pemerintah mengajak pihak akademisi untuk mensosialisasikan berdamai dengan Covid-19, sehingga bisa diterima oleh masyarakat.
Dalam hal ini, Luhut mengajak para rektor dari berbagai universitas, akademisi, mahasiswa dan mahasiswi untuk mensosialisasikan program pemerintah dalam menghadapi Covid-19, juga untuk fokus pada berbagai strategi guna pemulihan perekonomian masyarakat yang paling berat terdampak pandemi.
Luhut menambahkan fokus pemerintah dalam penanganan Covid-19 terbagi menjadi dua. Pertama adalah segi kuratif seperti pembangunan rumah sakit darurat, alokasi dana pemerintah pusat dan daerah, dan alat pelindung diri.
Kedua adalah segi preventif dan promotif dapat dilakukan melalui upaya seperti diseminasi informasi terkait promosi kesehatan melalui media sosial dan media massa.
Luhut menambahkan berdamai dengan Covid-19 secara esensi benar karena menurut WHO, Covid-19 ini tidak akan habis sebelum ada vaksinnya. Karena itu, diperlukan penyesuaian baru dalam tatanan kehidupan alias new normal.
Dalam memasuki tahap new normal ini, kata Luhut, pemerintah sedang menyusun kebijakan dengan melakukan kajian yang cermat dan mendalam. Yaitu dengan tetap berhati-hati dan melihat perkembangan dinamika yang terjadi.
"Pemerintah bukannya tidak konsisten dan berubah-ubah, tetapi dinamika Covid-19 harus disesuaikan. Karena kita belum ada pengalaman dan perlu kehatian-hatian dalam mengambil keputusan," ujar Luhut di Jakarta, Kamis (21/5/2020).
Luhut melanjutkan pemerintah mengajak pihak akademisi untuk mensosialisasikan berdamai dengan Covid-19, sehingga bisa diterima oleh masyarakat.
Dalam hal ini, Luhut mengajak para rektor dari berbagai universitas, akademisi, mahasiswa dan mahasiswi untuk mensosialisasikan program pemerintah dalam menghadapi Covid-19, juga untuk fokus pada berbagai strategi guna pemulihan perekonomian masyarakat yang paling berat terdampak pandemi.
Luhut menambahkan fokus pemerintah dalam penanganan Covid-19 terbagi menjadi dua. Pertama adalah segi kuratif seperti pembangunan rumah sakit darurat, alokasi dana pemerintah pusat dan daerah, dan alat pelindung diri.
Kedua adalah segi preventif dan promotif dapat dilakukan melalui upaya seperti diseminasi informasi terkait promosi kesehatan melalui media sosial dan media massa.
(bon)
tulis komentar anda