9,8 Juta Orang Tetap Menganggur, Paket Jumbo Stimulus AS Minim Efek
Selasa, 11 Mei 2021 - 05:21 WIB
JAKARTA - Pengusaha Amerika Serikat (AS) terpantau mempekerjakan lebih sedikit pekerja dari yang diharapkan pada bulan lalu. Lapangan kerja belum terbuka lebar, meski pemerintahan Biden sudah meluncurkan paket stimulus besar dengan mengirimkan dana USD1.400 ke sebagian besar orang Amerika.
Hanya 266.000 pekerjaan yang bertambah pada bulan April dan tingkat pengangguran naik hingga 6,1%, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Diterangkan terjadi peningkatan perekrutan tenaga kerja pada sektor bisnis rekreasi dan perhotelan diimbangi dengan jumlah kurir yang menurun.
Secara keseluruhan, 9,8 juta orang tetap menganggur. Pada Februari 2020, sebelum lockdown memaksa jutaan orang menjadi pengangguran, terdapat 5,7 juta orang tidak lagi bekerja. Selanjutnya di bulan Maret, pemerintahan Biden mendorong melalui paket stimulus senilai USD1.9 Triliun.
Angka sektor ketenagakerjaan terbaru jauh di bawah harapan para ekonom, yang telah memprediksi bahwa bakal ada 900.000 hingga 2 juta pekerjaan baru. Hal itu melampaui di bulan Maret yang angkanya mencapai 770.000 lapangan kerja tersedia yang dianggap sebagai sinyal bahwa pemulihan ekonomi Amerika semakin cepat.
Kepala ekonom di Pantheon Macroeconomics, Ian Shepherdson mengatakan, lambatnya perekrutan kemungkinan besar bukan akibat dari permintaan yang lebih lemah untuk tenaga kerja baru.
"Kami tahu dari survei bahwa permintaan tenaga kerja sangat kuat, tetapi kami juga tahu dari survei dan yang dilaporkan media bahwa perusahaan merasa sulit untuk merekrut orang di tengah situasi sekarang," katanya.
Di sisi lain beberapa negara bagian setuju dengan argumen tunjangan pengangguran membuat orang malas. Baik South Carolina dan Montana telah mengatakan, mereka akan menghentikan tunjangan pengangguran yang ditawarkan oleh pemerintah federal agar tidak dibayarkan kepada warga negara mereka.
Mereka khawatir bahwa uang tambahan, dampaknya membujuk orang untuk tinggal di rumah, menahan mereka keluar mencari kerja. Sebaliknya, Montana menawarkan dana USD1.200 kepada mereka yang kembali bekerja.
Hanya 266.000 pekerjaan yang bertambah pada bulan April dan tingkat pengangguran naik hingga 6,1%, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Diterangkan terjadi peningkatan perekrutan tenaga kerja pada sektor bisnis rekreasi dan perhotelan diimbangi dengan jumlah kurir yang menurun.
Secara keseluruhan, 9,8 juta orang tetap menganggur. Pada Februari 2020, sebelum lockdown memaksa jutaan orang menjadi pengangguran, terdapat 5,7 juta orang tidak lagi bekerja. Selanjutnya di bulan Maret, pemerintahan Biden mendorong melalui paket stimulus senilai USD1.9 Triliun.
Angka sektor ketenagakerjaan terbaru jauh di bawah harapan para ekonom, yang telah memprediksi bahwa bakal ada 900.000 hingga 2 juta pekerjaan baru. Hal itu melampaui di bulan Maret yang angkanya mencapai 770.000 lapangan kerja tersedia yang dianggap sebagai sinyal bahwa pemulihan ekonomi Amerika semakin cepat.
Kepala ekonom di Pantheon Macroeconomics, Ian Shepherdson mengatakan, lambatnya perekrutan kemungkinan besar bukan akibat dari permintaan yang lebih lemah untuk tenaga kerja baru.
"Kami tahu dari survei bahwa permintaan tenaga kerja sangat kuat, tetapi kami juga tahu dari survei dan yang dilaporkan media bahwa perusahaan merasa sulit untuk merekrut orang di tengah situasi sekarang," katanya.
Di sisi lain beberapa negara bagian setuju dengan argumen tunjangan pengangguran membuat orang malas. Baik South Carolina dan Montana telah mengatakan, mereka akan menghentikan tunjangan pengangguran yang ditawarkan oleh pemerintah federal agar tidak dibayarkan kepada warga negara mereka.
Mereka khawatir bahwa uang tambahan, dampaknya membujuk orang untuk tinggal di rumah, menahan mereka keluar mencari kerja. Sebaliknya, Montana menawarkan dana USD1.200 kepada mereka yang kembali bekerja.
(akr)
tulis komentar anda