Menteri Teten Ungkap Penyebab Banyak UMKM Gugur di E-Commerce
Rabu, 19 Mei 2021 - 20:36 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap beberapa persoalan yang dihadapi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di pasar online atau e-commerce . Untuk itu, pihaknya telah bekerja sama dengan platform e-commerce dalam menyiapkan plan camp untuk UMKM on-boarding.
"Problem dari UMKM yang onboarding digital itu banyak yang gugur juga, karena salah satu faktornya, kapasitas produksi belum cukup. Marketnya besar, yang berarti dia harus memenuhi permintaan dengan cepat. Rata-rata UMKM tidak punya stok kan, modalnya terbatas," kata Teten dalam Forum Fristian TVRI di Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Baca juga:Kadin Ingatkan Pengusaha Tak Potong Gaji Karyawan untuk Bayar Vaksinasi
Faktor kedua, sambung dia, adalah kualitas produksinya. Dua isu besar ini menjadi tantangan bagi UMKM untuk bertahan di online, bukan sekadar onboarding saja. Maka dari itu, pihak KemenkopUKM langsung menghubungkan UMKM dengan ekosistem digitalnya.
"Jadi kan setiap platform pendekatannya berbeda. Kami sediakan konsultan, para pendamping, termasuk rumah-rumah kreatif yang kita sediakan di berbagai daerah. Jadi mereka bisa belajar mulai dari packaging, penampilan, pengambilan visual menarik untuk dimasukkan ke media sosial," tambah Teten.
Baca juga:Anaknya Jadi Korban Pemerkosaan, Sang Bapak di Bekasi Bersumpah Sambil Tunjuk Bendera Merah Putih
Saat ini, Kemenkop UKM sedang membangun infrastruktur database UMKM, terlebih dengan hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja yang memberi mandat. Terdapat 22 kementerian yang turut mengurus perihal UMKM ini.
"Tahun depan, mungkin kita sudah punya data yang terkonsolidasi, karena data UMKM cukup besar, ada 64 juta. Kami akan sensus, kerja sama dengan BPS. Lalu nanti saya kira kami akan pilah betul datanya sehingga kita bisa punya pendekatan yang lebih tepat untuk empowering UMKM kita," tandas Teten.
"Problem dari UMKM yang onboarding digital itu banyak yang gugur juga, karena salah satu faktornya, kapasitas produksi belum cukup. Marketnya besar, yang berarti dia harus memenuhi permintaan dengan cepat. Rata-rata UMKM tidak punya stok kan, modalnya terbatas," kata Teten dalam Forum Fristian TVRI di Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Baca juga:Kadin Ingatkan Pengusaha Tak Potong Gaji Karyawan untuk Bayar Vaksinasi
Faktor kedua, sambung dia, adalah kualitas produksinya. Dua isu besar ini menjadi tantangan bagi UMKM untuk bertahan di online, bukan sekadar onboarding saja. Maka dari itu, pihak KemenkopUKM langsung menghubungkan UMKM dengan ekosistem digitalnya.
"Jadi kan setiap platform pendekatannya berbeda. Kami sediakan konsultan, para pendamping, termasuk rumah-rumah kreatif yang kita sediakan di berbagai daerah. Jadi mereka bisa belajar mulai dari packaging, penampilan, pengambilan visual menarik untuk dimasukkan ke media sosial," tambah Teten.
Baca juga:Anaknya Jadi Korban Pemerkosaan, Sang Bapak di Bekasi Bersumpah Sambil Tunjuk Bendera Merah Putih
Saat ini, Kemenkop UKM sedang membangun infrastruktur database UMKM, terlebih dengan hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja yang memberi mandat. Terdapat 22 kementerian yang turut mengurus perihal UMKM ini.
"Tahun depan, mungkin kita sudah punya data yang terkonsolidasi, karena data UMKM cukup besar, ada 64 juta. Kami akan sensus, kerja sama dengan BPS. Lalu nanti saya kira kami akan pilah betul datanya sehingga kita bisa punya pendekatan yang lebih tepat untuk empowering UMKM kita," tandas Teten.
(uka)
tulis komentar anda