Keruntuhan Kripto: Ada Elon Musk di Balik Kejatuhan Bitcoin
Kamis, 20 Mei 2021 - 05:32 WIB
Sementara itu Coinbase, yang melonjak di atas USD400 tak lama setelah perdagangan pertamanya pada 14 April, dengan cepat menghapus keuntungan tersebut usai turun mendekati USD220 per saham pada Rabu pagi.
Selain itu, sebuah laporan baru dari JPMorgan mengatakan bahwa, berdasarkan kontrak berjangka, investor institusional tampaknya mulai bergerak menjauh dari bitcoin dan kembali ke emas. Bitcoin sering disebut-sebut sebagai pengganti potensial untuk logam tradisional sebagai pilihan investasi.
Perdagangan Selalu Punya Risiko
Pelemahan yang terjadi dalam perdagangan kripto, menunjukkan bahwa langkah-langkah itu bisa menjadi bagian dari rotasi lebih besar oleh investor jauh dari perdagangan yang lebih spekulatif.
Saham-saham teknologi yang sempat menanjak secara dramatis selama pandemi virus corona, juga telah berjuang dalam beberapa pekan terakhir.
Peraturan
Bitcoin dan aset terkait mulai diawasi secara ketat dari sejumlah regulator di seluruh dunia, karena mereka telah tumbuh menjadi bagian yang lebih besar dari pasar keuangan.
"Kami percaya tindakan keras pemerintah terhadap cryptocurrency dapat memicu 'musim dingin bagi kripto' dan mengurangi aktivitas perdagangan. Tindakan keras terhadap kripto dimungkinkan di banyak negara berkembang yang mungkin memandang kripto sebagai ancaman terhadap mata uang dan sistem moneter mereka," kata Bernstein’s Harshita Rawat dalam sebuah catatan, Selasa.
China, yang mengembangkan cryptocurrency dan dikelola pemerintah sendiri, menegaskan kembali aturannya terhadap mata uang digital lainnya pada hari Selasa. Dimana China melarang perusahaan keuangan menyediakan layanan untuk perdagangan kripto.
Selain itu, sebuah laporan baru dari JPMorgan mengatakan bahwa, berdasarkan kontrak berjangka, investor institusional tampaknya mulai bergerak menjauh dari bitcoin dan kembali ke emas. Bitcoin sering disebut-sebut sebagai pengganti potensial untuk logam tradisional sebagai pilihan investasi.
Perdagangan Selalu Punya Risiko
Pelemahan yang terjadi dalam perdagangan kripto, menunjukkan bahwa langkah-langkah itu bisa menjadi bagian dari rotasi lebih besar oleh investor jauh dari perdagangan yang lebih spekulatif.
Saham-saham teknologi yang sempat menanjak secara dramatis selama pandemi virus corona, juga telah berjuang dalam beberapa pekan terakhir.
Peraturan
Bitcoin dan aset terkait mulai diawasi secara ketat dari sejumlah regulator di seluruh dunia, karena mereka telah tumbuh menjadi bagian yang lebih besar dari pasar keuangan.
"Kami percaya tindakan keras pemerintah terhadap cryptocurrency dapat memicu 'musim dingin bagi kripto' dan mengurangi aktivitas perdagangan. Tindakan keras terhadap kripto dimungkinkan di banyak negara berkembang yang mungkin memandang kripto sebagai ancaman terhadap mata uang dan sistem moneter mereka," kata Bernstein’s Harshita Rawat dalam sebuah catatan, Selasa.
China, yang mengembangkan cryptocurrency dan dikelola pemerintah sendiri, menegaskan kembali aturannya terhadap mata uang digital lainnya pada hari Selasa. Dimana China melarang perusahaan keuangan menyediakan layanan untuk perdagangan kripto.
tulis komentar anda