Menteri Bintang Apresiasi Perusahaan yang 'Ramah' Perempuan
Jum'at, 28 Mei 2021 - 20:32 WIB
Selain membuat kebijakan yang mendorong keterwakilan perempuan di jajaran pimpinan, ungkap dia, perusahaan juga harus ikut mencari solusi agar tetap bisa duduk di posisi pimpinan dengan peran ganda di keluarga yang ia miliki. Salah satunya adalah dengan menerapkan kebijakan Work from Home (WFH) yang telah dijalankan sejak 2017.
“Ada beberapa upaya yang kami lakukan untuk mendorong keterwakilan perempuan dalam pimpinan perusahaan. Ketika proses rekrutmen atau promosi, kami mengusahakan agar kandidat laki-laki dan perempuan seimbang. Semakin kami memperbanyak kandidat dalam proses promosi, maka peluang banyaknya kandidat perempuan juga semakin tinggi," tuturnya.
Dia menambahkan, perusahaan juga harus mampu menyesuaikan dengan kebijakan yang mendukung kaum perempuan di tingkat pimpinan perusahaan, karena pegawai perempuan ada yang memiliki peran ganda dan tanggung jawab dalam keluarga.
Perwakilan UN Women, Dwi Yuliawati Faiz mengatakan, berdasarkan penelitian UN Women 84% perusahaan di Indonesia menyatakan setidaknya ada satu orang perempuan di dalam dewan direksi. Indonesia memang tengah berupaya untuk mendorong keterwakilan perempuan di pimpinan perusahaan, namun masih ada tantangan yang harus dihadapi.
“Tantangan yang kita hadapi kali ini adalah bagaimana memperpendek proses yang dilalui perempuan untuk menduduki posisi pimpinan. Ketika proses untuk menduduki posisi pimpinan panjang, sementara di tengah proses tersebut perempuan masih memiliki peran ganda sebagai ibu dan pengasuh," paparnya.
Kendala lainnya, ungkap Dwi, adalah banyak perusahaan yang memang sudah memberikan kesempatan yang sama terhadap pekerja laki-laki dan perempuan, namun tidak melakukan kegiatan proaktif lainnya.
"Jika perusahaan melakukan langkah yang lebih aktif agar perempuan lebih banyak menempati posisi pimpinan, maka akan lebih banyak lagi perempuan yang terinspirasi untuk menduduki posisi pimpinan atau pengambil keputusan,” tukasnya.
Sementara itu, perwakilan Srikandi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Direktur Konsumer BRI, Handayani mengatakan, pada 2025 ditargetkan 30% Board of Directors (BOD) BUMN adalah perempuan. Adapun di BRI saat ini komposisi BOD dan Supervisor perempuan sudah mencapai 22%.
Menurut dia, penguatan peran perempuan menjadi sangat penting, dan yang bisa mengangkat perempuan adalah perempuan itu sendiri. "Untuk mengatasi stereotip yang selama ini melekat pada kaum perempuan, perempuan harus mampu membuktikan dirinya bahwa kita berperan penting pada setiap proses dan aktivitas yang dipercayakan kepada kita,” tandasnya.
“Ada beberapa upaya yang kami lakukan untuk mendorong keterwakilan perempuan dalam pimpinan perusahaan. Ketika proses rekrutmen atau promosi, kami mengusahakan agar kandidat laki-laki dan perempuan seimbang. Semakin kami memperbanyak kandidat dalam proses promosi, maka peluang banyaknya kandidat perempuan juga semakin tinggi," tuturnya.
Dia menambahkan, perusahaan juga harus mampu menyesuaikan dengan kebijakan yang mendukung kaum perempuan di tingkat pimpinan perusahaan, karena pegawai perempuan ada yang memiliki peran ganda dan tanggung jawab dalam keluarga.
Perwakilan UN Women, Dwi Yuliawati Faiz mengatakan, berdasarkan penelitian UN Women 84% perusahaan di Indonesia menyatakan setidaknya ada satu orang perempuan di dalam dewan direksi. Indonesia memang tengah berupaya untuk mendorong keterwakilan perempuan di pimpinan perusahaan, namun masih ada tantangan yang harus dihadapi.
“Tantangan yang kita hadapi kali ini adalah bagaimana memperpendek proses yang dilalui perempuan untuk menduduki posisi pimpinan. Ketika proses untuk menduduki posisi pimpinan panjang, sementara di tengah proses tersebut perempuan masih memiliki peran ganda sebagai ibu dan pengasuh," paparnya.
Kendala lainnya, ungkap Dwi, adalah banyak perusahaan yang memang sudah memberikan kesempatan yang sama terhadap pekerja laki-laki dan perempuan, namun tidak melakukan kegiatan proaktif lainnya.
"Jika perusahaan melakukan langkah yang lebih aktif agar perempuan lebih banyak menempati posisi pimpinan, maka akan lebih banyak lagi perempuan yang terinspirasi untuk menduduki posisi pimpinan atau pengambil keputusan,” tukasnya.
Sementara itu, perwakilan Srikandi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Direktur Konsumer BRI, Handayani mengatakan, pada 2025 ditargetkan 30% Board of Directors (BOD) BUMN adalah perempuan. Adapun di BRI saat ini komposisi BOD dan Supervisor perempuan sudah mencapai 22%.
Menurut dia, penguatan peran perempuan menjadi sangat penting, dan yang bisa mengangkat perempuan adalah perempuan itu sendiri. "Untuk mengatasi stereotip yang selama ini melekat pada kaum perempuan, perempuan harus mampu membuktikan dirinya bahwa kita berperan penting pada setiap proses dan aktivitas yang dipercayakan kepada kita,” tandasnya.
tulis komentar anda