Kedelai Impor Tembus Rp1,2 Juta, Pedagang Tempe dan Tahu Dilema Naikkan Harga
Sabtu, 05 Juni 2021 - 12:45 WIB
DEPOK - Harga kedelai impor yang terus meroket berdampak pada para pedagang pasar tradisional khususnya yang menjual tempe dan tahu. Menurut pantauan di salah satu pasar tradisional di Depok, Pasar Depok Jaya, para pedagang mengaku tidak bisa menaikkan harga secara sepihak karena khawatir ditinggal pembeli.
Salah seorang pedagang, M Tohir (33 tahun) menyebut harga kedelai sudah naik sejak bulan Ramadan lalu. Dia mengatakan, harga kedelai naik cukup signifikan.
“Dari bulan puasa itu sudah naik terus sampai sekarang. Jadi, dari harga Rp780 ribu per kuintal itu sekarang sudah sampai Rp1,2 Juta per kuintalnya,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (5/6/2021).
Tohir mengungkapkan, berdasarkan informasi yang didapatnya, kenaikan harga kedelai impor masih akan terus terjadi. Diperkirakan, harga kedelai bisa mencapai Rp1,5 Juta per kuintal.
Menurut dia, para pembeli kebanyakan tidak tahu kalau harga kedelai mengalami kenaikan. Oleh karena itu, dia dan para pedagang lainnya tidak bisa menaikkan harga secara sepihak.
Hal tersebut dilakukan karena para pedagang tempe dan tahu tersebut takut kehilangan pembeli. “Ya, yang jelas itu susah. Susahnya itu kan pembeli tidak tahu kalau harga kedelai naik,” tukasnya.
Dia pun berharap harga kedelai bisa segera stabil. Pasalnya, kondisi harga kedelai yang belum stabil seperti saat ini menyulitkan pedagang tempe dan tahu seperti dirinya.
“Harapannya agar harga kacang (kedelai) biar stabil lah. Kalau saat ini belum stabil itu susah. Dikecilin (ukurannya) sudah tidak bisa, dinaikkin (harganya) juga pada tidak mau,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli, Yani (50 Tahun) mengaku harga tempe dan tahu memang tidak naik secara signifikan. Namun, menurutnya ukuran tempe memang sedikit lebih kecil jika dibandingkan biasanya. “Naiknya tidak banyak sih, Rp500 per potongnya. Cuma saya merasa ukurannya memang sedikit lebih kecil dari biasanya,” ungkapnya.
Salah seorang pedagang, M Tohir (33 tahun) menyebut harga kedelai sudah naik sejak bulan Ramadan lalu. Dia mengatakan, harga kedelai naik cukup signifikan.
“Dari bulan puasa itu sudah naik terus sampai sekarang. Jadi, dari harga Rp780 ribu per kuintal itu sekarang sudah sampai Rp1,2 Juta per kuintalnya,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (5/6/2021).
Tohir mengungkapkan, berdasarkan informasi yang didapatnya, kenaikan harga kedelai impor masih akan terus terjadi. Diperkirakan, harga kedelai bisa mencapai Rp1,5 Juta per kuintal.
Menurut dia, para pembeli kebanyakan tidak tahu kalau harga kedelai mengalami kenaikan. Oleh karena itu, dia dan para pedagang lainnya tidak bisa menaikkan harga secara sepihak.
Hal tersebut dilakukan karena para pedagang tempe dan tahu tersebut takut kehilangan pembeli. “Ya, yang jelas itu susah. Susahnya itu kan pembeli tidak tahu kalau harga kedelai naik,” tukasnya.
Dia pun berharap harga kedelai bisa segera stabil. Pasalnya, kondisi harga kedelai yang belum stabil seperti saat ini menyulitkan pedagang tempe dan tahu seperti dirinya.
“Harapannya agar harga kacang (kedelai) biar stabil lah. Kalau saat ini belum stabil itu susah. Dikecilin (ukurannya) sudah tidak bisa, dinaikkin (harganya) juga pada tidak mau,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli, Yani (50 Tahun) mengaku harga tempe dan tahu memang tidak naik secara signifikan. Namun, menurutnya ukuran tempe memang sedikit lebih kecil jika dibandingkan biasanya. “Naiknya tidak banyak sih, Rp500 per potongnya. Cuma saya merasa ukurannya memang sedikit lebih kecil dari biasanya,” ungkapnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda