Pengolahan Limbah Industri Bisa Datangkan Manfaat Ekonomi
Selasa, 01 Juni 2021 - 22:23 WIB
Di industri otomotif, limbah B3 berasal dari sumber spesifik, seperti dari proses fabrikasi dan finishing logam, manufaktur mesin dan suku cadang, juga perakitan. Limbah dihasilkan dari sludge proses produksi, pelarut bekas dan cairan pencuci, residu proses produksi. Juga berupa kerak cat atau sludge painting, bekas thinner, oli, dan aki.
Di Jepang, Dowa Eco System Co. Ltd. tekah menjalankan kegiatan pengelolaan dan pengolahan limbah sejak 1970-an. Dalam pengolahan limbah, remediasi tanah, dan daur ulang, perusahaan ini menawarkan layanan komprehensif di seluruh proses yang mencakup transportasi ke penimbunan. Perusahaan ini menghadirkan layanan satu atap yang juga mencakup pengangkutan limbah ke fasilitas pengolahan. Dowa Group juga mengolah potongan komponen elektronik, papan sirkuit komputer, dan perangkat elektronik, juga mendaur ulang peralatan rumah tangga dan mobil bekas. Perusahaan ini memberikan tingkat kualitas layanan yang sama untuk kegiatan operasionalnya di luar negeri, terutama di Asia, setara dengan tingkat layanan di Jepang.
(Baca Juga : Fakta Ford Lebih Banyak Produksi Mobil Listrik Dibanding Konvensional )
Di Indonesia, Dowa melalui PPLI selain memiliki fasilitas pengelolaan dan pegolahan limbah di Bogor, juga memiliki fasilitas di SMO1 Sumatera, stasiun transfer Batam, SMO2 Palembang, Cilegon Transport Yard, stasiun transfer Cibitung, Lamongan, Jawa Timur, dan Kalimantan. Sebagai bagian dari kemajuan dan perkembangan industri lingkungan dan logistik, PPLI kini menerapkan pengangkutan limbah B3 dengan moda transportasi kereta api.
Terobosan ini digagas oleh PPLI, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Kereta Api Logistik (Kalog) untuk mengurangi beban angkutan sampah di jalan raya sekaligus mengurangi tingkat kemacetan. Pemberangkatan awal pengangkutan limbah B3 dimulai dari Stasiun Kalimas, Surabaya, Jawa Timur menuju Stasiun Nambo, Bogor, Jawa Barat untuk diolah dan diproses di fasilitas pengelolaan sampah terpadu PPLI terdekat di Gunung Putri, Bogor. Angkutan jenis ini akan rutin dilakukan dua kali seminggu dengan total 10 Twenty-Foot Equivalent Unit (TEUs) 5 Flat Carriage (GD) atau setara 180 Ton untuk setiap keberangkatan. Target angkutan kereta api limbah B3 berasal dari perusahaan penghasil limbah dari Pulau Jawa bagian timur, dengan fokus di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
PPLI menawarkan perawatan stabilisasi untuk limbah padat yang dikirim dalam bentuk tidak stabil. Limbah B3 tidak dapat ditimbun sampai dipastikan bahwa limbah tersebut stabil secara fisik dan kimia. Proses stabilisasi melibatkan berbagai bentuk pra-perlakuan kimia, diikuti dengan pencampuran dengan semen portland, fly ash, tanah liat penyerap, air, dan reagen lainnya dalam proporsi yang bervariasi untuk membuat zat yang stabil. Setelah stabil, produk akhir disimpan dengan aman ke tempat pembuangan akhir ramah lingkungan. Sedangkan untuk limbah cair, perusahaan ini mengolah berbagai jenis limbah cair yang mengandung tingkat pencemaran yang tinggi. Proses pengolahan menggabungkan proses reaksi fisik dan kimia serta proses biologis.
Tempat pembuangan akhir limbah berbahaya dan tidak berbahaya modern PPLI dirancang dan dioperasikan oleh para profesional untuk memenuhi standar Indonesia, Bank Dunia, US-EPA dan Uni Eopa. Metode dan bahan yang digunakan dalam layanan ini menjamin bahwa limbah berbahaya dan tidak berbahaya dikelola dengan baik dan aman secara permanen.
Dikutip dari publikasi perseroan, sistem pemantauan dan audit lingkungan tingkat tinggi digunakan untuk memberikan kepercayaan pada keamanan jangka panjang dari fasilitas pembuangan. Rencana penutupan dan pasca penutupan didanai sepenuhnya untuk memberikan jaminan jangka panjang. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ramah lingkungan Kelas 1 yang diizinkan sepenuhnya telah beroperasi di PPLI Cileungsi sejak tahun 1994. 'TPA ramah lingkungan Kelas 2 telah beroperasi sejak tahun 2007. ‘’Saat ini mengembangkan sistem di TPA Ramah Lingkungan yang memungkinkan untuk mengubah gas metana yang dihasilkan oleh limbah menjadi listrik yang akan memberdayakan semua fasilitas PPLI,’’kata Public Relation Manager PPLI Arum Tri Pusposari.
Di Jepang, Dowa Eco System Co. Ltd. tekah menjalankan kegiatan pengelolaan dan pengolahan limbah sejak 1970-an. Dalam pengolahan limbah, remediasi tanah, dan daur ulang, perusahaan ini menawarkan layanan komprehensif di seluruh proses yang mencakup transportasi ke penimbunan. Perusahaan ini menghadirkan layanan satu atap yang juga mencakup pengangkutan limbah ke fasilitas pengolahan. Dowa Group juga mengolah potongan komponen elektronik, papan sirkuit komputer, dan perangkat elektronik, juga mendaur ulang peralatan rumah tangga dan mobil bekas. Perusahaan ini memberikan tingkat kualitas layanan yang sama untuk kegiatan operasionalnya di luar negeri, terutama di Asia, setara dengan tingkat layanan di Jepang.
(Baca Juga : Fakta Ford Lebih Banyak Produksi Mobil Listrik Dibanding Konvensional )
Di Indonesia, Dowa melalui PPLI selain memiliki fasilitas pengelolaan dan pegolahan limbah di Bogor, juga memiliki fasilitas di SMO1 Sumatera, stasiun transfer Batam, SMO2 Palembang, Cilegon Transport Yard, stasiun transfer Cibitung, Lamongan, Jawa Timur, dan Kalimantan. Sebagai bagian dari kemajuan dan perkembangan industri lingkungan dan logistik, PPLI kini menerapkan pengangkutan limbah B3 dengan moda transportasi kereta api.
Terobosan ini digagas oleh PPLI, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Kereta Api Logistik (Kalog) untuk mengurangi beban angkutan sampah di jalan raya sekaligus mengurangi tingkat kemacetan. Pemberangkatan awal pengangkutan limbah B3 dimulai dari Stasiun Kalimas, Surabaya, Jawa Timur menuju Stasiun Nambo, Bogor, Jawa Barat untuk diolah dan diproses di fasilitas pengelolaan sampah terpadu PPLI terdekat di Gunung Putri, Bogor. Angkutan jenis ini akan rutin dilakukan dua kali seminggu dengan total 10 Twenty-Foot Equivalent Unit (TEUs) 5 Flat Carriage (GD) atau setara 180 Ton untuk setiap keberangkatan. Target angkutan kereta api limbah B3 berasal dari perusahaan penghasil limbah dari Pulau Jawa bagian timur, dengan fokus di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
PPLI menawarkan perawatan stabilisasi untuk limbah padat yang dikirim dalam bentuk tidak stabil. Limbah B3 tidak dapat ditimbun sampai dipastikan bahwa limbah tersebut stabil secara fisik dan kimia. Proses stabilisasi melibatkan berbagai bentuk pra-perlakuan kimia, diikuti dengan pencampuran dengan semen portland, fly ash, tanah liat penyerap, air, dan reagen lainnya dalam proporsi yang bervariasi untuk membuat zat yang stabil. Setelah stabil, produk akhir disimpan dengan aman ke tempat pembuangan akhir ramah lingkungan. Sedangkan untuk limbah cair, perusahaan ini mengolah berbagai jenis limbah cair yang mengandung tingkat pencemaran yang tinggi. Proses pengolahan menggabungkan proses reaksi fisik dan kimia serta proses biologis.
Tempat pembuangan akhir limbah berbahaya dan tidak berbahaya modern PPLI dirancang dan dioperasikan oleh para profesional untuk memenuhi standar Indonesia, Bank Dunia, US-EPA dan Uni Eopa. Metode dan bahan yang digunakan dalam layanan ini menjamin bahwa limbah berbahaya dan tidak berbahaya dikelola dengan baik dan aman secara permanen.
Dikutip dari publikasi perseroan, sistem pemantauan dan audit lingkungan tingkat tinggi digunakan untuk memberikan kepercayaan pada keamanan jangka panjang dari fasilitas pembuangan. Rencana penutupan dan pasca penutupan didanai sepenuhnya untuk memberikan jaminan jangka panjang. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ramah lingkungan Kelas 1 yang diizinkan sepenuhnya telah beroperasi di PPLI Cileungsi sejak tahun 1994. 'TPA ramah lingkungan Kelas 2 telah beroperasi sejak tahun 2007. ‘’Saat ini mengembangkan sistem di TPA Ramah Lingkungan yang memungkinkan untuk mengubah gas metana yang dihasilkan oleh limbah menjadi listrik yang akan memberdayakan semua fasilitas PPLI,’’kata Public Relation Manager PPLI Arum Tri Pusposari.
(dar)
tulis komentar anda