Lahan Pertanian di Jatim Terbesar, Pengamat Puji Insiatif Gubernur Khofifah
Minggu, 06 Juni 2021 - 23:03 WIB
SURABAYA - Guru Besar Institute Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menyambut baik langkah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawansa dalam mengoptimalkan lahan pertanian .
“Saya kira luas lahan pertanian di Jawa Timur terbesar dibanding Provinsi lainnya. Ditambah dengan sarana prasarana rigasi yang telah baik sehingga menjadikan Jawa Timur kembali menjadi Produsen Padi pertama se-nasional. Ini perlu dicontoh dari Provinsi lainnya untuk memastikan pembangunan dan perbaikan sarana irigasi serta perluasan lahan pertanian terus dilakukan,” ujar Andreas.
Pasalnya, menurut Andreas, di Provinsi lain di Indonesia terus mengalami penurunan jumlah lahan pertanian hingga 0,34% pertahun. Sementara itu, pertumbuhan penduduk pertahun 1,3%.
“Saat ini pertumbuhan padi kita itu tidak bisa mengejar pertumbuhan penduduk. Ini tanda bahaya nasional dan kita bisa bergantung dengan impor. Untuk itu, pemerintah pusat bahkan Pemda yang mengetahui letak lahan yang subur utamanya harus segera menyadari untuk menyusun strategi untuk menguatkan ketahanan pangan kita dan juga meningkatan kesejahteraan petani nasional,” kata Andreas.
Sebelumnya, Khofifah menyebut, dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Jawa Timur menduduki peringkat pertama dengan luas panen 1.754.380 ha menghasilkan padi 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras.
"Alhamdulillah, ini membuktikan bahwa program yang dijalankan ke semua kelompok tani mampu untuk terus meningkatkan produksi padi sesuai sasaran,” kata Gubernur Khofifah.
Sesuai data itu, Provinsi Jawa Timur berhasil menggeser Jawa Tengah yang sebelumnya peringkat satu. Provinsi Jawa Tengah, dengan luas panen 1.666.931 ha menghasilkan padi 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras. Kemudian disusul Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Provinsi Sumatera Selatan.
Menurut Khofifah produksi padi Jatim yang terus meningkat dipengaruhi oleh meningkatnya luas panen padi pada tahun 2020 sebesar 1,75 juta ha, yang mengalami kenaikan sebanyak 51,95 ribu ha atau 3,05% dibandingkan 2019 yang sebesar 1,7 juta ha.
“Selain itu, peningkatan produksi ini juga dipengaruhi oleh penggunaan varietas unggul, perbaikan agroinput, penggunaan mekanisasi yang mampu menekan losses serta perluasan areal tanam yang memanfaatkan lahan kering atau lahan idle,” terangnya.
“Saya kira luas lahan pertanian di Jawa Timur terbesar dibanding Provinsi lainnya. Ditambah dengan sarana prasarana rigasi yang telah baik sehingga menjadikan Jawa Timur kembali menjadi Produsen Padi pertama se-nasional. Ini perlu dicontoh dari Provinsi lainnya untuk memastikan pembangunan dan perbaikan sarana irigasi serta perluasan lahan pertanian terus dilakukan,” ujar Andreas.
Pasalnya, menurut Andreas, di Provinsi lain di Indonesia terus mengalami penurunan jumlah lahan pertanian hingga 0,34% pertahun. Sementara itu, pertumbuhan penduduk pertahun 1,3%.
“Saat ini pertumbuhan padi kita itu tidak bisa mengejar pertumbuhan penduduk. Ini tanda bahaya nasional dan kita bisa bergantung dengan impor. Untuk itu, pemerintah pusat bahkan Pemda yang mengetahui letak lahan yang subur utamanya harus segera menyadari untuk menyusun strategi untuk menguatkan ketahanan pangan kita dan juga meningkatan kesejahteraan petani nasional,” kata Andreas.
Sebelumnya, Khofifah menyebut, dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Jawa Timur menduduki peringkat pertama dengan luas panen 1.754.380 ha menghasilkan padi 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras.
"Alhamdulillah, ini membuktikan bahwa program yang dijalankan ke semua kelompok tani mampu untuk terus meningkatkan produksi padi sesuai sasaran,” kata Gubernur Khofifah.
Sesuai data itu, Provinsi Jawa Timur berhasil menggeser Jawa Tengah yang sebelumnya peringkat satu. Provinsi Jawa Tengah, dengan luas panen 1.666.931 ha menghasilkan padi 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras. Kemudian disusul Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Provinsi Sumatera Selatan.
Menurut Khofifah produksi padi Jatim yang terus meningkat dipengaruhi oleh meningkatnya luas panen padi pada tahun 2020 sebesar 1,75 juta ha, yang mengalami kenaikan sebanyak 51,95 ribu ha atau 3,05% dibandingkan 2019 yang sebesar 1,7 juta ha.
“Selain itu, peningkatan produksi ini juga dipengaruhi oleh penggunaan varietas unggul, perbaikan agroinput, penggunaan mekanisasi yang mampu menekan losses serta perluasan areal tanam yang memanfaatkan lahan kering atau lahan idle,” terangnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda