Dibuka oleh Jokowi, PKB 2021 Diharapkan Dongkrak Industri Parekraf di Bali

Jum'at, 11 Juni 2021 - 23:03 WIB
Pertama, Localize, mengangkat potensi lokal, otentik dan memberikan manfaat kepada masyarakat lokal. Kedua, Personalize, memberikan kesan. Ketiga, Customize, di mana target audience dan spesifikasinya harus jelas. Terakhir, Smaller in Size, bentuk kegiatan hybrid dan dukungan promosi diperkuat.



Selain itu, Menparekraf juga menekankan tiga hal lainnya sebagai acuan dalam menggelar event. Pertama, Relevan, artinya temanya harus berkaitan dengan kondisi saat ini, seperti kesehatan. Kedua, Digitalize, bersifat digital dengan teknologi terkini dan dekat dengan milenial. Ketiga, Sustainable, yang berarti harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan, budaya dan ekonomi.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha mengatakan, PKB kali ini mengusung tagar #LuunganMabalihUliJumah dan #NontonPKBdariRumah, dengan harapan agar masyarakat Bali dan publik luas dapat menyaksikan serta menikmati seluruh rangkaian kegiatan PKB secara virtual (daring).

Dia menjelaskan, ada 73 mata acara akan dihadirkan selama penyelenggaraan PKB yang melibatkan 10.000 seniman, termasuk delegasi luar negeri. Agenda terdiri dari 43 jenis Rekasadana (Pergelaran); 3 jenis Utsawa (Parade); 13 Wimbakara (Lomba); 2 Kandarupa (Pameran); 6 kegiatan Kriyaloka (Lokakarya); dan 6 topik Widyatula (Sarasehan).

“Khusus untuk program Widyatula atau sarasehan, berbeda dengan penyelengaraan PKB tahun-tahun sebelumnya yang hanya diadakan satu kali, untuk tahun 2021 diselenggarakan enam kali sarasehan. Semua tajuk mempresentasikan tema utama PKB ke-43 mengenai upaya menjaga dan merawat lingkungan atau environment agar sustainable atau berkelanjutan,” bebernya.

Program ini juga mengirim pesan untuk memberikan semangat dan motivasi terhadap para penyelenggara event di seluruh Indonesia sampai ke level desa, bahwa sepanjang event dilakukan dengan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability) kita bisa berkoordinasi dengan aparat setempat untuk menghadirkan geliat ekonomi kembali.

Pada PKB ke-43 juga diterapkan protokol kesehatan CHSE yang ketat. Panitia, pengisi acara, dan pengunjung melakukan tes swab antigen. Selain itu dilakukan penyemprotan desinfektan di area dan lokasi kegiatan, serta strategi Penerapan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak).

Jumlah penonton yang boleh hadir saat pembukaan di Gedung Ksirarnawa dibatasi hanya 100 orang, sedangkan pengisi acara yang tampil di atas panggung maksimal 10 orang dengan tetap memperhatikan jarak aman. "Kami mengarahkan para penonton untuk menyaksikan secara daring ataupun live melalui televisi dan radio," pungkasnya.
(ind)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More