Holding Ultra Mikro Kurangi Kesenjangan Pembiayaan
Senin, 21 Juni 2021 - 17:51 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN, Erick Thohir memastikan, Holding BUMN Ultra Mikro menjadi solusi permasalahan bagi segmen Ultra Mikro (UMi), di mana akses pendanaan diyakini akan lebih murah dan cepat untuk menopang kemajuan bisnis tersebut.
Pendirian holding pun dipandang mampu menguatkan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan yang berkualitas. Dengan demikian, pengurangan kesenjangan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi pengusaha mikro bisa berjalan baik.
"Tanpa holding BUMN di segmen UMi saat ini, banyak kendala yang dihadapi dalam akses pembiayaan. Biaya overhead yang tinggi karena model pemberdayaan membutuhkan pendampingan dan penyuluhan intensif," ujar Erick, Senin (21/6/2021).
Mantan Bos Inter Milan itu mencatat, kurangnya sumber daya manusia membuat usaha ultra mikro sulit dijangkau. Adapun dari sudut pandang perseroan, tanpa holding membuat segi pendanaan berbiaya relatif tinggi karena mengandalkan pinjaman dari pasar modal. Dimana, pembiayaan pun tergantung kondisi pasar sehingga terdapat potensi kegagalan refinancing.
“Tentunya pemerintah secara keseluruhan memiliki solusi besar untuk menunjukan keberpihakan kepada sektor ultra mikro. Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultra mikro melalui penguatan ketahanan ekonomi. Kami sudah memetakan sinergi yang dapat dilakukan di BUMN untuk menguatkan keberpihakan kepada pengusaha ultra mikro,” urainya.
Erick pun menjamin holding tersebut akan mensinergikan kekuatan dan keahlian ketiga perseroan. Holding dilakukan dengan tetap mempertahankan model bisnis gadai dari Pegadaian, konsep pemberdayaan sosial dari PNM, dengan BRI sebagai pendorong pertumbuhan karena merupakan perseroan terbesar dari ketiga BUMN tersebut.
Pendirian holding pun dipandang mampu menguatkan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan yang berkualitas. Dengan demikian, pengurangan kesenjangan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi pengusaha mikro bisa berjalan baik.
"Tanpa holding BUMN di segmen UMi saat ini, banyak kendala yang dihadapi dalam akses pembiayaan. Biaya overhead yang tinggi karena model pemberdayaan membutuhkan pendampingan dan penyuluhan intensif," ujar Erick, Senin (21/6/2021).
Mantan Bos Inter Milan itu mencatat, kurangnya sumber daya manusia membuat usaha ultra mikro sulit dijangkau. Adapun dari sudut pandang perseroan, tanpa holding membuat segi pendanaan berbiaya relatif tinggi karena mengandalkan pinjaman dari pasar modal. Dimana, pembiayaan pun tergantung kondisi pasar sehingga terdapat potensi kegagalan refinancing.
“Tentunya pemerintah secara keseluruhan memiliki solusi besar untuk menunjukan keberpihakan kepada sektor ultra mikro. Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultra mikro melalui penguatan ketahanan ekonomi. Kami sudah memetakan sinergi yang dapat dilakukan di BUMN untuk menguatkan keberpihakan kepada pengusaha ultra mikro,” urainya.
Erick pun menjamin holding tersebut akan mensinergikan kekuatan dan keahlian ketiga perseroan. Holding dilakukan dengan tetap mempertahankan model bisnis gadai dari Pegadaian, konsep pemberdayaan sosial dari PNM, dengan BRI sebagai pendorong pertumbuhan karena merupakan perseroan terbesar dari ketiga BUMN tersebut.
(ind)
tulis komentar anda