Resmi IPO, Era Indonesia Tawarkan Harga Rp120 Perlembar Saham
Rabu, 30 Juni 2021 - 11:33 WIB
Perseroan berdiri sejak tahun 1991 dan telah bergelut di bidang waralaba dan jasa agen real estat lebih dari 29 tahun. Menurut Darmadi, dengan menyandang status sebagai perusahaan terbuka akan menjadikan IPAC untuk terus menerapkan prinsip good corporate governance dalam setiap langkah yang diambil.
“Diharapkan dengan menjadi perusahaan terbuka, IPAC dapat memanfaatkan kesempatan untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar yang tentunya dengan dukungan masyarakat sebagai bagian dari pemegang saham perseroan. Meskipun kondisi perekonomian nasional yang belum pulih total sebagai akibat Pandemi Covid-19, perseroan tetap optimis bahwa bisnis waralaba dan jasa agen real estat akan memberikan kontribusi positif bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan,” papar Darmadi.
Tahun 2020 lalu, ERA Indonesia memulai awal yang sangat baik di Januari dan Februari namun memasuki Maret, ERA Indonesia juga terkena dampak menurunnya penjualan properti di awal pandemi selama 2–3 bulan pertama karena merupakan masa adaptasi dengan kebijakan semi lock down yang diberlakukan karena masuknya Covid-19 ke Indonesia. Setelah semakin terbiasa untuk beradaptasi dengan new normal, penjualan properti terlihat bangkit pada bulan Juni hingga akhir tahun 2020.
“Secara umum apabila ditarik perbandingan dari tahun 2019 terhadap 2020, penjualan properti mengalami kenaikan. Demikian pula omzet Januari hingga Mei 2021 dibandingkan tahun 2020, mengalami kenaikan hingga 120%. Sedangkan untuk target omzet penjualan tahun 2021 dirncakan naik sebesar 25%”, lanjut Darmadi Darmawangsa.
Direktur IPAC Aan Andriani menambahkan melihat perbandingan pasar primary dengan secondary pada tahun 2021 di kuartal pertama dan kedua ini, masyarakat masih cenderung lebih memakan pasar secondary sebesar 80% dan 20% untuk pasar primary. Dia melanjutkan bahwa ERA Indonesia pada tahun ini menargetkan untuk membuka kantor-kantor ERA di kota-kota besar di Indonesia seperti Batam, Palembang, Balikpapan dan beberapa kota besar lainnya.
“Diharapkan dengan menjadi perusahaan terbuka, IPAC dapat memanfaatkan kesempatan untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar yang tentunya dengan dukungan masyarakat sebagai bagian dari pemegang saham perseroan. Meskipun kondisi perekonomian nasional yang belum pulih total sebagai akibat Pandemi Covid-19, perseroan tetap optimis bahwa bisnis waralaba dan jasa agen real estat akan memberikan kontribusi positif bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan,” papar Darmadi.
Tahun 2020 lalu, ERA Indonesia memulai awal yang sangat baik di Januari dan Februari namun memasuki Maret, ERA Indonesia juga terkena dampak menurunnya penjualan properti di awal pandemi selama 2–3 bulan pertama karena merupakan masa adaptasi dengan kebijakan semi lock down yang diberlakukan karena masuknya Covid-19 ke Indonesia. Setelah semakin terbiasa untuk beradaptasi dengan new normal, penjualan properti terlihat bangkit pada bulan Juni hingga akhir tahun 2020.
“Secara umum apabila ditarik perbandingan dari tahun 2019 terhadap 2020, penjualan properti mengalami kenaikan. Demikian pula omzet Januari hingga Mei 2021 dibandingkan tahun 2020, mengalami kenaikan hingga 120%. Sedangkan untuk target omzet penjualan tahun 2021 dirncakan naik sebesar 25%”, lanjut Darmadi Darmawangsa.
Direktur IPAC Aan Andriani menambahkan melihat perbandingan pasar primary dengan secondary pada tahun 2021 di kuartal pertama dan kedua ini, masyarakat masih cenderung lebih memakan pasar secondary sebesar 80% dan 20% untuk pasar primary. Dia melanjutkan bahwa ERA Indonesia pada tahun ini menargetkan untuk membuka kantor-kantor ERA di kota-kota besar di Indonesia seperti Batam, Palembang, Balikpapan dan beberapa kota besar lainnya.
(dar)
tulis komentar anda