MotionBanking-Visa Siap Pimpin Pasar dengan Kartu Kredit Virtual Pertama di Indonesia
Kamis, 15 Juli 2021 - 21:31 WIB
Berdasarkan survei Sosial Demografi Dampak COVID-19 dari Badan Pusat Statistik (BPS), 9 dari 10 responden berbelanja online. Pemegang juga diberi kebebasan untuk mengajukan kartunya dalam bentuk fisik melalui aplikasi.
"Secara efektif, kita bisa menjangkau semua orang di Indonesia. Dengan virtual, dengan digital, kita bisa menjangkau masyarakat yang belum memiliki rekening, dan yang tidak memiliki akses ke layanan jasa keuangan," ungkap Hary.
Dia menjelaskan, layanan bank digital bisa menjangkau masyarakat yang selama ini tidak terjangkau bank konvensional dan memiliki keterbatasan jumlah fisik kantor cabang.
Tareq Muhmood, Group Country Manager Regional Southeast Asia Visa Worldwide Pte Limited sangat bersemangat untuk menyukseskan bisnis digital payment MotionBanking.
"Kesuksesan MotionBanking akan menjadi kesuksesan kami pula. Di Asia Pasifik, 50% transaksi face to face kini menjadi contactless," kata Tareq.
Dia mengatakan, satu dari dua transaksi di kawasan Asia Pasifik sekarang diselesaikan dengan sistem Tap to Pay.
Menurut riset Visa yang dilakukan Visa kepada konsumennya tentang perilaku pembayaran konsumen, sekitar 60% masyarakat Indonesia kini membawa lebih sedikit uang tunai dibandingkan dengan sebelum pandemi. "Sekitar 59% masyarakat Indonesia lebih sering belanja online," tuturnya.
E-commerce, lanjut Tareq, berkontribusi sekitar 35% dari volume penggunaan Visa di Indonesia. Jumlah itu meningkat hampir 2 kali lipat dibandingkan 2 atau 3 tahun lalu.
Dia mengatakan, pandemi yang mengakselerasi hal tersebut. Menurutnya, Indonesia adalah pasar yang potensial dan signifikan. Jumlah masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.
Hal tersebut merepresentasikan pasar yang besar dan kesempatan untuk berinovasi di industri. "75% konsumen Indonesia menunjukkan ketertarikan pada digital banking," kata Tareq.
"Secara efektif, kita bisa menjangkau semua orang di Indonesia. Dengan virtual, dengan digital, kita bisa menjangkau masyarakat yang belum memiliki rekening, dan yang tidak memiliki akses ke layanan jasa keuangan," ungkap Hary.
Dia menjelaskan, layanan bank digital bisa menjangkau masyarakat yang selama ini tidak terjangkau bank konvensional dan memiliki keterbatasan jumlah fisik kantor cabang.
Tareq Muhmood, Group Country Manager Regional Southeast Asia Visa Worldwide Pte Limited sangat bersemangat untuk menyukseskan bisnis digital payment MotionBanking.
"Kesuksesan MotionBanking akan menjadi kesuksesan kami pula. Di Asia Pasifik, 50% transaksi face to face kini menjadi contactless," kata Tareq.
Dia mengatakan, satu dari dua transaksi di kawasan Asia Pasifik sekarang diselesaikan dengan sistem Tap to Pay.
Baca Juga
Menurut riset Visa yang dilakukan Visa kepada konsumennya tentang perilaku pembayaran konsumen, sekitar 60% masyarakat Indonesia kini membawa lebih sedikit uang tunai dibandingkan dengan sebelum pandemi. "Sekitar 59% masyarakat Indonesia lebih sering belanja online," tuturnya.
E-commerce, lanjut Tareq, berkontribusi sekitar 35% dari volume penggunaan Visa di Indonesia. Jumlah itu meningkat hampir 2 kali lipat dibandingkan 2 atau 3 tahun lalu.
Dia mengatakan, pandemi yang mengakselerasi hal tersebut. Menurutnya, Indonesia adalah pasar yang potensial dan signifikan. Jumlah masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.
Hal tersebut merepresentasikan pasar yang besar dan kesempatan untuk berinovasi di industri. "75% konsumen Indonesia menunjukkan ketertarikan pada digital banking," kata Tareq.
Lihat Juga :
tulis komentar anda