Surplus Neraca Dagang jadi Sinyal Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi
Jum'at, 16 Juli 2021 - 10:02 WIB
Faktor kunci tersebut diantaranya stabilitas pertumbuhan permintaan global khususnya pada pasar utama, serta peran dan fungsi perwakilan perdagangan (Perwadag) dalam mendorong peningkatan ekspor.
Airlangga melanjutkan, faktor kunci lainnya adalah dinamika perkembangan harga dan volume ekspor komoditas utama dan potensial, serta strategi pemerintah dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan impor khususnya pada komponen impor konsumsi.
Ekspor-Impor Juni 2021 Tetap Terjaga
Berdasarkan data BPS (15 Juli 2021), nilai ekspor tercatat USD18,55 miliar dan impor USD17,23 miliar. Nilai ekspor di Juni 2021 ini mencatatkan rekor tertinggi sejak Agustus 2011, sedangkan nilai impor merupakan tertinggi sejak Oktober 2018.
Jumlah ekspor tersebut meningkat 54,46% secara tahunan (yoy) yaitu dari USD12,01 miliar di Juni 2020 menjadi USD18,55 miliar di Juni 2021, sedangkan impor naik 60,12% dari USD10,76 miliar di Juni 2020 menjadi USD17,23 miliar di Juni 2021.
Lebih lanjut, ekspor Indonesia ini memiliki performa yang lebih baik dibandingkan negara-negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan (39,8% yoy), Taiwan (25,6% yoy), dan Vietnam (20,4% yoy).
Ekspor nonmigas berkontribusi 93,32% atau USD17,31 miliar dari dari total ekspor di Juni 2021, terdiri atas ekspor industri (75,91%), tambang (15,70%), dan pertanian (1,75%); sementara ekspor migas menyumbang 6,64% saja atau USD1,23 miliar.
Peningkatan ekspor juga dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas global. Beberapa komoditas global yang mengalami peningkatan harga antara lain batu bara (Australia) meningkat sebesar 148,94% (yoy) dan CPO meningkat sebesar 54,99% (yoy). Kenaikan harga di kedua komoditas ekspor utama Indonesia ini telah berkontribusi terhadap peningkatan kinerja ekspor di Juni 2021.
Sementara, nilai impor Juni 2021 sebesar USD17,23 miliar terdiri dari impor migas senilai USD2,30 miliar dan nonmigas sebesar USD14,93 miliar. Secara penggunaan barang, dibandingkan bulan sebelumnya, nilai impor seluruh golongan penggunaan barang selama Juni 2021 mengalami peningkatan.
Airlangga melanjutkan, faktor kunci lainnya adalah dinamika perkembangan harga dan volume ekspor komoditas utama dan potensial, serta strategi pemerintah dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan impor khususnya pada komponen impor konsumsi.
Ekspor-Impor Juni 2021 Tetap Terjaga
Berdasarkan data BPS (15 Juli 2021), nilai ekspor tercatat USD18,55 miliar dan impor USD17,23 miliar. Nilai ekspor di Juni 2021 ini mencatatkan rekor tertinggi sejak Agustus 2011, sedangkan nilai impor merupakan tertinggi sejak Oktober 2018.
Jumlah ekspor tersebut meningkat 54,46% secara tahunan (yoy) yaitu dari USD12,01 miliar di Juni 2020 menjadi USD18,55 miliar di Juni 2021, sedangkan impor naik 60,12% dari USD10,76 miliar di Juni 2020 menjadi USD17,23 miliar di Juni 2021.
Lebih lanjut, ekspor Indonesia ini memiliki performa yang lebih baik dibandingkan negara-negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan (39,8% yoy), Taiwan (25,6% yoy), dan Vietnam (20,4% yoy).
Ekspor nonmigas berkontribusi 93,32% atau USD17,31 miliar dari dari total ekspor di Juni 2021, terdiri atas ekspor industri (75,91%), tambang (15,70%), dan pertanian (1,75%); sementara ekspor migas menyumbang 6,64% saja atau USD1,23 miliar.
Peningkatan ekspor juga dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas global. Beberapa komoditas global yang mengalami peningkatan harga antara lain batu bara (Australia) meningkat sebesar 148,94% (yoy) dan CPO meningkat sebesar 54,99% (yoy). Kenaikan harga di kedua komoditas ekspor utama Indonesia ini telah berkontribusi terhadap peningkatan kinerja ekspor di Juni 2021.
Sementara, nilai impor Juni 2021 sebesar USD17,23 miliar terdiri dari impor migas senilai USD2,30 miliar dan nonmigas sebesar USD14,93 miliar. Secara penggunaan barang, dibandingkan bulan sebelumnya, nilai impor seluruh golongan penggunaan barang selama Juni 2021 mengalami peningkatan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda