Transisi Lancar, Produksi Blok Rokan Diyakini Dapat Dipertahankan
Kamis, 22 Juli 2021 - 20:25 WIB
Jaffee mengakui bahwa pengelolan Blok Rokan sangat menantang. Selain menyumbang 24% produksi minyak nasional, blok ini memiliki total 104 lapangan yang tersebar dari utara sampai ke selatan. "Ini yang harus kita manage agar produksi bisa dipertahankan," tegasnya.
Jaffe mengatakan, PHR akan mengebor dan menyiapkan sumber daya untuk 161 sumur dengan asumsi 77 sumur yang belum sempat diselesaikan oleh operator sebelumnya. "Saat ini, persiapan terus dilakukan. Pertamina sudah menyiapkan sekitar 16-17 rig dan material," tuturnya.
Bahkan, ujar dia, rig dan material tersebut bisa digunakan sebelum tanggal 9 Agustus untuk bisa membantu sumur yang sedang dikerjakan existing operator. "Tujuannya agar proses alih kelola ini bisa jalan lancar tanpa gangguan. PHR berkomitmen menggali semua potensi yang ada secara masif, agresif, dan efisien," tandasnya.
Sementara itu, Sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) yang juga Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama Cendana Hadi Ismoyo berbagi pengalaman terkait peran BUMD dalam mendukung produksi di blok alih kelola. Petrogas Jatim Utama Cendana adalah BUMD pemegang 10% participating interest (PI) di Blok Cepu bersama-sama dengan BUMD lainnya.
"Tantangannya, di antaranya diperlukan profesional migas untuk melaksanakan tata kelola PI 10%. BUMD pengelola harus slim dan agile, serta cepat dalam membuat dan mengolah keputusan strategis," kata Hadi.
Menurut dia, tantangan BUMD yang memiliki PI 10% di blok migas alih kelola antara lain masalah komunikasi dengan operator karena level pemahaman yang berbeda. Namun, tegas dia, hal itu bisa diatasi asalkan BUMD bertindak dan dikelola secara profesional. "Karena itu saya berharap BUMD Riau yang akan mengelola PI (Blok Rokan) nanti dikelola secara profesional dan mampu menjadi mitra bagi PHR," ujarnya.
Jaffe mengatakan, PHR akan mengebor dan menyiapkan sumber daya untuk 161 sumur dengan asumsi 77 sumur yang belum sempat diselesaikan oleh operator sebelumnya. "Saat ini, persiapan terus dilakukan. Pertamina sudah menyiapkan sekitar 16-17 rig dan material," tuturnya.
Bahkan, ujar dia, rig dan material tersebut bisa digunakan sebelum tanggal 9 Agustus untuk bisa membantu sumur yang sedang dikerjakan existing operator. "Tujuannya agar proses alih kelola ini bisa jalan lancar tanpa gangguan. PHR berkomitmen menggali semua potensi yang ada secara masif, agresif, dan efisien," tandasnya.
Sementara itu, Sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) yang juga Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama Cendana Hadi Ismoyo berbagi pengalaman terkait peran BUMD dalam mendukung produksi di blok alih kelola. Petrogas Jatim Utama Cendana adalah BUMD pemegang 10% participating interest (PI) di Blok Cepu bersama-sama dengan BUMD lainnya.
"Tantangannya, di antaranya diperlukan profesional migas untuk melaksanakan tata kelola PI 10%. BUMD pengelola harus slim dan agile, serta cepat dalam membuat dan mengolah keputusan strategis," kata Hadi.
Menurut dia, tantangan BUMD yang memiliki PI 10% di blok migas alih kelola antara lain masalah komunikasi dengan operator karena level pemahaman yang berbeda. Namun, tegas dia, hal itu bisa diatasi asalkan BUMD bertindak dan dikelola secara profesional. "Karena itu saya berharap BUMD Riau yang akan mengelola PI (Blok Rokan) nanti dikelola secara profesional dan mampu menjadi mitra bagi PHR," ujarnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda