Terbongkar! Ini Biang Kerok yang Bikin Harga Obat dan Tabung Oksigen Mahal

Jum'at, 30 Juli 2021 - 20:17 WIB
Berdasarkan hasil pengawasan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), ditemukan 900% pelaku permainan harga penjualan obat maupun tabung oksigen. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Berdasarkan hasil pengawasan Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU ), ditemukan 900% pelaku permainan harga baik itu penjualan obat maupun tabung oksigen relatif dilakukan oleh masyarakat perorangan yang menjual secara eceran.



Ketua KPPU, Kodrat Wibowo menyoroti, praktek permainan harga obat maupun tabung oksigen yang terjadi di pasaran. Pasalnya, pemerintah telah mengatur harga eceran tertinggi (HET) supaya tidak ada oknum yang memanfaatkan keadaan.



“Kenaikan harga obat dan tabung oksigen yang di luar kewajaran ini, dipicu oleh tingginya demand tak sebanding dengan kemampuan memproduksi di dalam negeri. Sehingga menyebabkan kelangkaan,” katanya secara Virtual di Jakarta, Jumat (30/7/2021).

Selain itu, Kodrat juga mengamati ketersediaan obat yang dijual di pasaran. Dalam pengawasannya, ketersediaan obat di toko ataupun di apotek tidak sama dengan data yang ditercantum dalam aplikasi Farma Plus yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Saya kira ini juga akan menjadi masalah karena kami di lapangan menemukan bahwa data yang disebutkan di aplikasi tersebut tidak sama. Di toko ketersediaannya tidak ada, namun di aplikasi terteranya ada. Ternyata itu masih data kemarin. Ini karena tidak real time,” ujarnya.



Ia mengatakan masalah kelangkaan ini bukan masalah yang mudah. Karena faktanya bahan baku dari pembuatan obat di Indonesia tidak mumpuni.

“Sejak orde baru, bahan baku obat kita kan 90 persen dari luar. Saya pernah datang ke pabrik obat di daerah Karawang Bio Farma dan satu perusahaan Korea Selatan, itu dibuat oleh pemerintah melalui BUMN. Dari obat-obatan yang kami periksa di lapangan, ada yang memang sama sekali tidak bisa diproduksi di dalam negeri,” tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More