Kementan Siap Gelar Pelatihan Bagi Petani dan Penyuluh untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian
Rabu, 04 Agustus 2021 - 12:01 WIB
“Saat ini yang menggerakan roda pembangunan pertanian adalah para praktisi pertanian dan petani milenial. Untuk itu pelatihan inovasi teknologi sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap di era Revolusi Industri 4.0 saat ini,” ungkapnya.
Dalam menggerakan sektor pertanian, menurut Dedi, para petani tentunya membutuhkan biaya dan modal. Oleh karena itu pemerintah saat ini telah memfasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan oleh petani dan insan pertanian lainnya untuk meningkatkan usaha taninya. “Hal ini sejalan dengan tema yang diusung oleh Kementan pada pelatihan tersebut yaitu pendampingan KUR bagi para petani,” katanya.
Saat ini telah terdaftar lebih dari 1,5 juta peserta pelatihan melalui aplikasi registrasi online. “Selanjutnya pelatihan akan dilaksanakan bertahap secara online bagi 1.000 orang peserta hingga mencapai lebih dari sejuta petani dan penyuluh,” ujar Dedi.
Nantinya pelatihan juga akan diikuti oleh petani dan penyuluh baik secara individu maupun berkelompok di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kantor Kecamatan, Balai Desa, Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes) dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) atau Saung Tani.
Selain mengadakan pelatihan bagi petani, menurut Dedi, pengukuhan Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) merupakan salah satu program yang diusung Kementan untuk melahirkan pengusaha petani millennial.
“Pelatihan juga akan dilakukan bagi 2.000 orang DPM dan DPA serta mendorong mereka untuk mendapatkan KUR dan pendampingan menjadi wirausahawan pertanian,” ujarnya.
Kiprah Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan diyakini dapat menjadi pengungkit regenerasi petani yang adaptif teknologi serta mewujudkan target 2,5 juta pengusaha pertanian mendukung ketahanan pangan nasional.
“Setelah mendapatkan pelatihan tentunya mereka akan siap tempur di sektor pertanian. Dan saya berharap mereka dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berusaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian, seperti membangun start up atau scale up agar menjadi pengusaha pertanian yang tangguh,” ujar Dedi.
Lihat Juga: Produk Olahan Tembus Pasar Singapura, Plt. Mentan: Indonesia Bisa Jadi Produsen Pangan Dunia
Dalam menggerakan sektor pertanian, menurut Dedi, para petani tentunya membutuhkan biaya dan modal. Oleh karena itu pemerintah saat ini telah memfasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan oleh petani dan insan pertanian lainnya untuk meningkatkan usaha taninya. “Hal ini sejalan dengan tema yang diusung oleh Kementan pada pelatihan tersebut yaitu pendampingan KUR bagi para petani,” katanya.
Saat ini telah terdaftar lebih dari 1,5 juta peserta pelatihan melalui aplikasi registrasi online. “Selanjutnya pelatihan akan dilaksanakan bertahap secara online bagi 1.000 orang peserta hingga mencapai lebih dari sejuta petani dan penyuluh,” ujar Dedi.
Nantinya pelatihan juga akan diikuti oleh petani dan penyuluh baik secara individu maupun berkelompok di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kantor Kecamatan, Balai Desa, Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes) dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) atau Saung Tani.
Selain mengadakan pelatihan bagi petani, menurut Dedi, pengukuhan Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) merupakan salah satu program yang diusung Kementan untuk melahirkan pengusaha petani millennial.
“Pelatihan juga akan dilakukan bagi 2.000 orang DPM dan DPA serta mendorong mereka untuk mendapatkan KUR dan pendampingan menjadi wirausahawan pertanian,” ujarnya.
Kiprah Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan diyakini dapat menjadi pengungkit regenerasi petani yang adaptif teknologi serta mewujudkan target 2,5 juta pengusaha pertanian mendukung ketahanan pangan nasional.
“Setelah mendapatkan pelatihan tentunya mereka akan siap tempur di sektor pertanian. Dan saya berharap mereka dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berusaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian, seperti membangun start up atau scale up agar menjadi pengusaha pertanian yang tangguh,” ujar Dedi.
Lihat Juga: Produk Olahan Tembus Pasar Singapura, Plt. Mentan: Indonesia Bisa Jadi Produsen Pangan Dunia
(dar)
tulis komentar anda