Narasi Negatif Soal BPA Jangan Sampai Ganggu Sektor Industri
Rabu, 22 September 2021 - 22:05 WIB
Ahmad Zainal mengatakan antara BPA dan PC itu dua hal yang berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik Polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya. Menurutnya, beberapa pihak sering hanya melihat dari sisi BPA-nya saja yang disebutkan berbahaya bagi kesehatan tanpa memahami bahan bentukannya, yaitu Polikarbonatnya yang aman jika digunakan untuk kemasan pangan.
BPA itu memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC. Dia mengibaratkannya seperti garam NaCl (Natrium Chlorida), sebab masyarakat bukan mau menggunakan Klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu, tapi yang digunakan adalah NaCL yang tidak berbahaya jika dikonsumsi.
”Jadi dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Aziz Boing Sitanggang, pakar teknologi pangan dari IPB. Boing mengatakan yang harus dipahami masyarakat adalah bahwa BPA itu punya tolerable daily intake (TDI), yaitu jumlah maksimum kontaminan yang dapat terkonsumsi setiap hari seumur hidup tanpa menimbulkan resiko bagi kesehatan.
Menurutnya, BPA itu kontaminasinya kecil sekali. “Jadi sebaiknya siapa pun yang menyebarkan informasi mengenai BPA ini harus paham sebelum menyebarkannya,” tukasnya.
Dokter spesialis kandungan, Dr. Alamsyah SpOG mengutarakan temuan dosis BPA pada bayi dan janin sangat kecil, bahkan 1.000 kali lebih rendah dari dosis aman yang ditetapkan BPOM. “Jadi safety limitnya sangat jauh sekali. Kita sayangkan jika masyarakat sampai saat ini selalu diperdengarkan isu yang kurang baik soal BPA dalam galon guna ulang ini,” katanya.
BPA itu memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC. Dia mengibaratkannya seperti garam NaCl (Natrium Chlorida), sebab masyarakat bukan mau menggunakan Klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu, tapi yang digunakan adalah NaCL yang tidak berbahaya jika dikonsumsi.
”Jadi dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Aziz Boing Sitanggang, pakar teknologi pangan dari IPB. Boing mengatakan yang harus dipahami masyarakat adalah bahwa BPA itu punya tolerable daily intake (TDI), yaitu jumlah maksimum kontaminan yang dapat terkonsumsi setiap hari seumur hidup tanpa menimbulkan resiko bagi kesehatan.
Baca Juga
Menurutnya, BPA itu kontaminasinya kecil sekali. “Jadi sebaiknya siapa pun yang menyebarkan informasi mengenai BPA ini harus paham sebelum menyebarkannya,” tukasnya.
Dokter spesialis kandungan, Dr. Alamsyah SpOG mengutarakan temuan dosis BPA pada bayi dan janin sangat kecil, bahkan 1.000 kali lebih rendah dari dosis aman yang ditetapkan BPOM. “Jadi safety limitnya sangat jauh sekali. Kita sayangkan jika masyarakat sampai saat ini selalu diperdengarkan isu yang kurang baik soal BPA dalam galon guna ulang ini,” katanya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda