Profil Marsetio, Jenderal Lulusan Terbaik AAL 1981 Jadi Komisaris Utama Pelindo Hasil Merger
Sabtu, 02 Oktober 2021 - 13:59 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Laksamana TNI (Purn) Marsetio sebagai Pelaksana tugas (Plt) Komisaris Utama Pelindo hasil merger. Penunjukan Marsetio ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan setelah penandatanganan akta penggabungan (merger) antara Pelindo I dan IV.
"Merger ini merupakan langkah penting dalam rangka peningkatan value creation bagi BUMN Pelabuhan. Inisiatif ini memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional dan mejadi pemain besar pelabuhan nternasional," ujar Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat menyaksikan penandatangan merger secara virtual, di Jakarta, Jumat (1/10/2021).
Merger Pelindo dilakukan setelah mendapatkan restu dari Presiden Jokowi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021. Marsetio saat ini masih aktif menjabat sebagai penasihat khusus Menko Maritim dan Investasi Bidang Hankam Maritim Luhut Binsar Panjaitan serta sebagai Guru Besar di Universitas Pertahanan Indonesia.
Berbagai penghargaan pun diraih pria kelahiran Jakarta, 3 Desember 1956 ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 13 Agustus 2015 lalu menyematkan Bintang Mahaputera di Istana Negara.
Tak hanya itu, Marsetio juga pernah mendapatkan penghargaan medali Pengabdian Militer Dengan Pujian (Meritorious Service Medal-Military) atau Pingat Jasa Gemilang dari Pemerintah Singapura. Pemberian penghargaan itu merupakan bentuk keberhasilan Marsetio dalam membangun kerja sama dan interaksi di antara TNI AL dengan Angkatan Laut Singapura.
Lulusan terbaik AAL Bumimoro, Surabaya 1981, ini menjabat Kepala Staf Angkatan Laut sejak 17 Desember 2012. Marsetio dikenal aktif mengikuti berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan militer maupun pendidikan umum.
Penerima penghargaan Adi Makayasa 1981 sebagai lulusan terbaik AAL Bumimoro, Surabaya ini juga mengikuti pendidikan militer di ISC Royal Naval College 1991, Royal Dutch Navy Operation School 1986 dan Operation Course Italia 2002. Selain itu, dia juga menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pada 6 Januari 2015, Marsetio resmi mengakhiri kepemimpinannya sebagai KSAL. Selama bertugas, Marsetio berhasil membawa TNI AL untuk bekerja dengan visi the world class navy.
"Merger ini merupakan langkah penting dalam rangka peningkatan value creation bagi BUMN Pelabuhan. Inisiatif ini memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional dan mejadi pemain besar pelabuhan nternasional," ujar Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat menyaksikan penandatangan merger secara virtual, di Jakarta, Jumat (1/10/2021).
Merger Pelindo dilakukan setelah mendapatkan restu dari Presiden Jokowi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021. Marsetio saat ini masih aktif menjabat sebagai penasihat khusus Menko Maritim dan Investasi Bidang Hankam Maritim Luhut Binsar Panjaitan serta sebagai Guru Besar di Universitas Pertahanan Indonesia.
Berbagai penghargaan pun diraih pria kelahiran Jakarta, 3 Desember 1956 ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 13 Agustus 2015 lalu menyematkan Bintang Mahaputera di Istana Negara.
Tak hanya itu, Marsetio juga pernah mendapatkan penghargaan medali Pengabdian Militer Dengan Pujian (Meritorious Service Medal-Military) atau Pingat Jasa Gemilang dari Pemerintah Singapura. Pemberian penghargaan itu merupakan bentuk keberhasilan Marsetio dalam membangun kerja sama dan interaksi di antara TNI AL dengan Angkatan Laut Singapura.
Lulusan terbaik AAL Bumimoro, Surabaya 1981, ini menjabat Kepala Staf Angkatan Laut sejak 17 Desember 2012. Marsetio dikenal aktif mengikuti berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan militer maupun pendidikan umum.
Penerima penghargaan Adi Makayasa 1981 sebagai lulusan terbaik AAL Bumimoro, Surabaya ini juga mengikuti pendidikan militer di ISC Royal Naval College 1991, Royal Dutch Navy Operation School 1986 dan Operation Course Italia 2002. Selain itu, dia juga menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pada 6 Januari 2015, Marsetio resmi mengakhiri kepemimpinannya sebagai KSAL. Selama bertugas, Marsetio berhasil membawa TNI AL untuk bekerja dengan visi the world class navy.
tulis komentar anda