Kurang Pasokan Bumbu, Restoran Nusantara Sulit Bertahan di Luar Negeri
Kamis, 07 Oktober 2021 - 14:10 WIB
JAKARTA - Kendati terkenal memiliki ragam kuliner serba lezat, tak banyak restoran Indonesia yang mampu bertahan di luar negeri. Usut-punya usut, rupanya bukan soal rasa yang kurang diterima, tapi pasokan bumbu dan rempah khas Indonesia yang tak tersedia.
Hal itu diungkap Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi (Kemenparekraf) Nia Niscaya dalam webinar virtual, Kamis (7/10/2021). Dia mengatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi (Kemenparekraf) telah menyiapkan strategi untuk mengatasinya.
"Kenapa di luar negeri banyak restoran Indonesia yang tidak lama ajeg berdiri. Ini karena ketersedian bumbunya kurang. Maka kita akan terus capai ke arah sana dan dukung untuk kebutuhan tersebut, khususnya melalui ajang Internasional Expo 2020 Dubai di Uni Emirat Arab ini ," jelas Nia.
Dia menegaskan, pemerintah dalam jangka panjang akan terus mendukung dan mendukung program ekspor bumbu. "Ditargetkan ekspor bumbu sebetulnya sekitar USD2 miliar (sekira Rp28 triliun) kemudian juga dengan target 4.000 restoran sampai 2024," katanya.
Melalui program Indonesia Spice up the World, dia menyebutkan Indonesia akan semakin dikenal sebagai penghasil bumbu maupun rempah-rempah yang sangat luar biasa.
"Kita juga mempromosikan berbagai makanan yang menjadi kuliner kekuatan negara indonesia untuk memperkaya konten di Paviliun Indonesia seperti rendang, sate, soto, gado-gado dan nasi goreng juga," pungkasnya.
Hal itu diungkap Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi (Kemenparekraf) Nia Niscaya dalam webinar virtual, Kamis (7/10/2021). Dia mengatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi (Kemenparekraf) telah menyiapkan strategi untuk mengatasinya.
"Kenapa di luar negeri banyak restoran Indonesia yang tidak lama ajeg berdiri. Ini karena ketersedian bumbunya kurang. Maka kita akan terus capai ke arah sana dan dukung untuk kebutuhan tersebut, khususnya melalui ajang Internasional Expo 2020 Dubai di Uni Emirat Arab ini ," jelas Nia.
Dia menegaskan, pemerintah dalam jangka panjang akan terus mendukung dan mendukung program ekspor bumbu. "Ditargetkan ekspor bumbu sebetulnya sekitar USD2 miliar (sekira Rp28 triliun) kemudian juga dengan target 4.000 restoran sampai 2024," katanya.
Melalui program Indonesia Spice up the World, dia menyebutkan Indonesia akan semakin dikenal sebagai penghasil bumbu maupun rempah-rempah yang sangat luar biasa.
"Kita juga mempromosikan berbagai makanan yang menjadi kuliner kekuatan negara indonesia untuk memperkaya konten di Paviliun Indonesia seperti rendang, sate, soto, gado-gado dan nasi goreng juga," pungkasnya.
(fai)
tulis komentar anda