Kinerja Cepat Pulih di Tengah Pandemi, Ini Strategi Japfa
Kamis, 14 Oktober 2021 - 22:25 WIB
Terkait bisnis dan operasional, Erwin menjelaskan bahwa pandemi telah mengubah landscape supply dan demand atas produk-produk perunggasan, dan juga suatu proses di internal perusahaan untuk menyesuaikan ke level yang baru.
Hal tersebut dilakukan dengan cepat sejak awal pandemi yaitu perubahan atau penyesuaian skala produksi dan berimbas kepada nilai atau besaran investasi yang harus digunakan untuk belanja barang-barang bersifat modal kerja.
"Untuk mendukung visi perusahaan dalam memperbesar bisnis hilirnya terkait pemrosesan produk-produk perunggasan, produksi barang konsumer dan dalam upaya menjaga misi tetap berjalan, pada tahun 2020 Japfa melakukan akuisisi PT So Good Food yang merupakan produsen barang-barang atau bahan-bahan produk konsumen, baik ready to eat dan ready to cook product," paparnya.
Terkait kondisi keuangan, di awal pandemi pada tahun 2020, dia menyebut bahwa manajemen Japfa melakukan suatu diskusi dan analisa mengenai pandemi Covid-19, serta semua melihat apa yang harus dilakukan suatu langkah antisipasi signifikan di mana salah satu yang dilakukan menunda belanja modal untuk menjaga likuiditas.
"Di awal tahun 2020 itu sebetulnya besaran belanja modal atau capex yang dianggarkan cukup besar karena ambisi Japfa untuk melakukan ekspansi, tapi karena adanya pandemi kemudian dilakukan proses pembuatan prioritas baru. Capex-capex yang dilakukan rutin didahulukan, kemudian kami menyelesaikan proyek-proyek yang sudah dimulai sebelum Covid terjadi," pungkasnya.
Hal tersebut dilakukan dengan cepat sejak awal pandemi yaitu perubahan atau penyesuaian skala produksi dan berimbas kepada nilai atau besaran investasi yang harus digunakan untuk belanja barang-barang bersifat modal kerja.
"Untuk mendukung visi perusahaan dalam memperbesar bisnis hilirnya terkait pemrosesan produk-produk perunggasan, produksi barang konsumer dan dalam upaya menjaga misi tetap berjalan, pada tahun 2020 Japfa melakukan akuisisi PT So Good Food yang merupakan produsen barang-barang atau bahan-bahan produk konsumen, baik ready to eat dan ready to cook product," paparnya.
Terkait kondisi keuangan, di awal pandemi pada tahun 2020, dia menyebut bahwa manajemen Japfa melakukan suatu diskusi dan analisa mengenai pandemi Covid-19, serta semua melihat apa yang harus dilakukan suatu langkah antisipasi signifikan di mana salah satu yang dilakukan menunda belanja modal untuk menjaga likuiditas.
"Di awal tahun 2020 itu sebetulnya besaran belanja modal atau capex yang dianggarkan cukup besar karena ambisi Japfa untuk melakukan ekspansi, tapi karena adanya pandemi kemudian dilakukan proses pembuatan prioritas baru. Capex-capex yang dilakukan rutin didahulukan, kemudian kami menyelesaikan proyek-proyek yang sudah dimulai sebelum Covid terjadi," pungkasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda