China Getol Tanam Modal di Indonesia, Nilainya Tembus USD4,8 Miliar
Selasa, 02 November 2021 - 14:13 WIB
JAKARTA - Investasi China di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 2016, dari di bawah USD800 juta menjadi USD4,8 miliar. Hal ini menjadikan China sebagai negara terbesar kedua setelah Singapura yang berinvestasi di Indonesia.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, sejak tahun 2016 investasi Negeri Panda di Indonesia meningkat melampaui Hongkong dan Korea Selatan.
Lonjakan investasi China sejak tahun 2016 terjadi sebagian besar di sektor manufaktur terutama logam dasar. Namun dalam 3 tahun terakhir, investasi ke sektor jasa terutama infrastruktur sudah melampaui investasi di manufaktur.
"Sampai tahun 2015 investasi China relatif kecil, tetapi mulai kelihatan lonjakannya di tahun 2016 di sektor manufaktur walaupun sempat turun sedikit di tahun 2018. Bahkan di tahun 2020 masih tetap tinggi meski ada pandemi," ujarnya dalam webinar Dampak Investasi China untuk Indonesia, Selasa (2/11/2021).
Dia memaparkan, secara rata-rata dari tahun 2015 sampai 2020, investasi China yang paling besar berada di sektor industri logam dasar disusul sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi, serta sektor listrik, gas, dan air.
Adapun lokasi investasi China terbesar berada di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara untuk industri pengolahan tambang yang sebagian besar nikel dan bahan tambang lainnya seperti bauksit dan tembaga.
"Lokasi lainnya adalah Jawa Barat. Ini ada kaitannya dengan investasi di proyek kereta cepat. Lonjakannya itu terjadi tahun 2019 dan 2020 untuk infrastruktur di Jawa Barat," urainya.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, sejak tahun 2016 investasi Negeri Panda di Indonesia meningkat melampaui Hongkong dan Korea Selatan.
Lonjakan investasi China sejak tahun 2016 terjadi sebagian besar di sektor manufaktur terutama logam dasar. Namun dalam 3 tahun terakhir, investasi ke sektor jasa terutama infrastruktur sudah melampaui investasi di manufaktur.
"Sampai tahun 2015 investasi China relatif kecil, tetapi mulai kelihatan lonjakannya di tahun 2016 di sektor manufaktur walaupun sempat turun sedikit di tahun 2018. Bahkan di tahun 2020 masih tetap tinggi meski ada pandemi," ujarnya dalam webinar Dampak Investasi China untuk Indonesia, Selasa (2/11/2021).
Dia memaparkan, secara rata-rata dari tahun 2015 sampai 2020, investasi China yang paling besar berada di sektor industri logam dasar disusul sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi, serta sektor listrik, gas, dan air.
Adapun lokasi investasi China terbesar berada di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara untuk industri pengolahan tambang yang sebagian besar nikel dan bahan tambang lainnya seperti bauksit dan tembaga.
"Lokasi lainnya adalah Jawa Barat. Ini ada kaitannya dengan investasi di proyek kereta cepat. Lonjakannya itu terjadi tahun 2019 dan 2020 untuk infrastruktur di Jawa Barat," urainya.
(ind)
tulis komentar anda