Tepis Stigma Mahalnya Tes DNA, Startup Bioteknologi Ini Tawarkan Tarif Rp2,7 Juta
Rabu, 03 November 2021 - 21:46 WIB
"Kami yang pertama di Indonesia yang punya lab sendiri serta pemrosesan dan penyimpanan data sendiri. Jadi, semua proses dilakukan di Indonesia, mulai dari sampelnya kami tidak kirim ke luar negeri," ucap pria kelahiran Singapura.
Dengan pemrosesan yang dilakukan sepenuhnya di dalam negeri, sambung dia, risiko keamanan semisal kebocoran data DNA atau potensi diperjualbelikan juga dapat dihindari.
"Ke depan kami juga ingin bekerja sama dengan pemerintah untuk bisa melindungi data DNA milik WNI supaya tidak bocor ke luar Indonesia," tandas pria yang mengaku punya darah Indonesia.
Meskipun saat ini kesadaran orang Indonesia untuk melakukan tes DNA sebagai langkah preventif masih minim, dia meyakini melalui upaya edukasi dan biaya tes yang terjangkau ditambah populasi penduduk Indonesia yang besar, peluang untuk menjangkau lebih banyak pelanggan juga lebih besar.
"Ini hanya masalah waktu dan Indonesia ini progresif. Saat ini mungkin pasarnya masih kecil tapi populasi Indonesia ini kan besar dibanding negara ASEAN lainnya. Kalau kita targetkan 1% populasi saja itu sudah lebih besar dari market Singapura. Saya harap setidaknya dapat menjangkau 2% penduduk dalam berapa tahun ke depan. Apalagi, Indonesia juga punya kelas menengah besar dan terus bertumbuh," bebernya.
Dia menambahkan, Asaren didirikan pada 2019 dan sejak itu telah memulai proses penelitian dan pengembangan hingga akhirnya produk tes DNA diluncurkan sekitar empat bulan lalu. Saat ini pihaknya sudah mengantongi sekitar 120.000 pra pemesanan (pre order) tes DNA.
Mengetes 21 Kategori dengan Lebih dari 270 Laporan
Dengan teknologi asal Amerika, pengetesan DNA di Asaren menggunakan ASA Beadchip yaitu Micro Array yang mampu membaca sebanyak 650.000 penanda atau marker dengan akurasi di atas 95%. Adapun paket yang ditawarkan saat ini seharga Rp2,7 juta dengan lebih dari 270 hasil laporan.
Dengan pemrosesan yang dilakukan sepenuhnya di dalam negeri, sambung dia, risiko keamanan semisal kebocoran data DNA atau potensi diperjualbelikan juga dapat dihindari.
"Ke depan kami juga ingin bekerja sama dengan pemerintah untuk bisa melindungi data DNA milik WNI supaya tidak bocor ke luar Indonesia," tandas pria yang mengaku punya darah Indonesia.
Meskipun saat ini kesadaran orang Indonesia untuk melakukan tes DNA sebagai langkah preventif masih minim, dia meyakini melalui upaya edukasi dan biaya tes yang terjangkau ditambah populasi penduduk Indonesia yang besar, peluang untuk menjangkau lebih banyak pelanggan juga lebih besar.
"Ini hanya masalah waktu dan Indonesia ini progresif. Saat ini mungkin pasarnya masih kecil tapi populasi Indonesia ini kan besar dibanding negara ASEAN lainnya. Kalau kita targetkan 1% populasi saja itu sudah lebih besar dari market Singapura. Saya harap setidaknya dapat menjangkau 2% penduduk dalam berapa tahun ke depan. Apalagi, Indonesia juga punya kelas menengah besar dan terus bertumbuh," bebernya.
Dia menambahkan, Asaren didirikan pada 2019 dan sejak itu telah memulai proses penelitian dan pengembangan hingga akhirnya produk tes DNA diluncurkan sekitar empat bulan lalu. Saat ini pihaknya sudah mengantongi sekitar 120.000 pra pemesanan (pre order) tes DNA.
Mengetes 21 Kategori dengan Lebih dari 270 Laporan
Dengan teknologi asal Amerika, pengetesan DNA di Asaren menggunakan ASA Beadchip yaitu Micro Array yang mampu membaca sebanyak 650.000 penanda atau marker dengan akurasi di atas 95%. Adapun paket yang ditawarkan saat ini seharga Rp2,7 juta dengan lebih dari 270 hasil laporan.
tulis komentar anda