Akselerasi Dekarbonisasi, 3 PTBg Milik PTPN V Diresmikan
Selasa, 30 November 2021 - 22:15 WIB
"Tahun ini kita dapat insentif dari sertifikasi ISCC hampir Rp150 miliar, Rp40 miliarnya berasal dari PTPN V. Keberadaan PTBg PTPN V sebagian menghasilkan listrik dan sebagian lain menghasilkan gas untuk bahan bakar boiler sangat bermanfaat. Program ini akan senantiasa kita teruskan," tuturnya.
Ghani pun memaparkan sebelum adanya Biogas Cofiring, PKS Sei Pagar menghasilkan emisi CH4 sekitar 809 ton/tahun atau setara emisi karbon kurang lebih 17.000 ton CO2 eq per tahun, dengan dioperasikan Cofiring Biogas, maka emisi tersebut menjadi nol.
“Saat ini PTPN telah memiliki biogas plant sejumlah 10 unit dan akan terus dibangun sesuai total PKS di PTPN sebanyak 75 unit selambatnya tahun 2050 melalui dana sendiri ataupun kerja sama dengan pihak lain,” jelas Ghani.
Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional Dr. Mego Pinandito mengatakan bahwa program PTBg yang dilakukan PTPN V bersama BRIN merupakan terobosan konteks teknologi dalam isu lingkungan. Lebih luas, dia berharap keberadaan yang memanfaatkan limbah menjadi energi listrik maupun gas dapat membantu menggerakkan sirkular ekonomi dan menekan pencemaran tanah maupun udara.
"Meningkatkan pembangunan ekonomi lebih hijau, kita ingin waste itu jadi nol atau zero waste. Dalam konteks riset dan inovasi menuju Indonesia maju 2045 BRIN akan berperan penting dalam pemanfaatan teknologi dan riset lebih kuat," paparnya.
Melengkapi Mego, Direktur PTPN V Jatmiko Krisna Santosa mengatakan, pembangunan PTBg tersebut sejalan dengan program reduksi emisi CO2, untuk mengurangi potensi gas rumah kaca dalam satu siklus budi daya perkebunan, mulai dari pengambilan raw material, proses produksi, hingga pengelolaan limbah.
"Sejalan dengan grand strategy perusahaan untuk menghasilkan produk sustainable palm oil yang mulai diimplementasikan sejak 2019, upaya dekarbonisasi menjadi salah satu program yang terus kita akselerasi,” katanya.
PTPN V kini menjadi perusahaan perkebunan milik negara terbesar yang memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) melalui pengelolaan pengelolaan limbah cair atau POME. Hingga kini, tercatat 5 dari 12 pabrik kelapa sawit (PKS) PTPN V telah memiliki pembangkit biogas, dan diharapkan pada awal tahun depan dapat bertambah satu melalui operasional Biogas Co-firing di Rokan Hulu.
Perusahaan negara yang memproduksi crude palm oil, palm kernel oil, dan palm kernel meal itu mulai membangun pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) pertama di unit kebun PKS Tandun, Rokan Hulu, Provinsi Riau. Pembangkit pertama di PTPN Group tersebut mengkonversi limbah cair sawit (POME) menjadi listrik berkapasitas 1,6 MW.
Ghani pun memaparkan sebelum adanya Biogas Cofiring, PKS Sei Pagar menghasilkan emisi CH4 sekitar 809 ton/tahun atau setara emisi karbon kurang lebih 17.000 ton CO2 eq per tahun, dengan dioperasikan Cofiring Biogas, maka emisi tersebut menjadi nol.
“Saat ini PTPN telah memiliki biogas plant sejumlah 10 unit dan akan terus dibangun sesuai total PKS di PTPN sebanyak 75 unit selambatnya tahun 2050 melalui dana sendiri ataupun kerja sama dengan pihak lain,” jelas Ghani.
Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional Dr. Mego Pinandito mengatakan bahwa program PTBg yang dilakukan PTPN V bersama BRIN merupakan terobosan konteks teknologi dalam isu lingkungan. Lebih luas, dia berharap keberadaan yang memanfaatkan limbah menjadi energi listrik maupun gas dapat membantu menggerakkan sirkular ekonomi dan menekan pencemaran tanah maupun udara.
"Meningkatkan pembangunan ekonomi lebih hijau, kita ingin waste itu jadi nol atau zero waste. Dalam konteks riset dan inovasi menuju Indonesia maju 2045 BRIN akan berperan penting dalam pemanfaatan teknologi dan riset lebih kuat," paparnya.
Melengkapi Mego, Direktur PTPN V Jatmiko Krisna Santosa mengatakan, pembangunan PTBg tersebut sejalan dengan program reduksi emisi CO2, untuk mengurangi potensi gas rumah kaca dalam satu siklus budi daya perkebunan, mulai dari pengambilan raw material, proses produksi, hingga pengelolaan limbah.
"Sejalan dengan grand strategy perusahaan untuk menghasilkan produk sustainable palm oil yang mulai diimplementasikan sejak 2019, upaya dekarbonisasi menjadi salah satu program yang terus kita akselerasi,” katanya.
PTPN V kini menjadi perusahaan perkebunan milik negara terbesar yang memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) melalui pengelolaan pengelolaan limbah cair atau POME. Hingga kini, tercatat 5 dari 12 pabrik kelapa sawit (PKS) PTPN V telah memiliki pembangkit biogas, dan diharapkan pada awal tahun depan dapat bertambah satu melalui operasional Biogas Co-firing di Rokan Hulu.
Baca Juga
Perusahaan negara yang memproduksi crude palm oil, palm kernel oil, dan palm kernel meal itu mulai membangun pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) pertama di unit kebun PKS Tandun, Rokan Hulu, Provinsi Riau. Pembangkit pertama di PTPN Group tersebut mengkonversi limbah cair sawit (POME) menjadi listrik berkapasitas 1,6 MW.
Lihat Juga :
tulis komentar anda