Petani Milenial Belitung Kembangkan Pertanian Terintegrasi untuk Edukasi dan Pariwisata
Senin, 13 Desember 2021 - 00:14 WIB
JAKARTA - Kiprah petani milenial asal Desa Kacang Butor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung (Babel) ini perlu dicontoh. Dia adalah Candra, salah satu Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM/DPA) yang dibina Kementerian Pertanian (Kementan).
Candra sukses mengembangkan usaha tanaman organik sebagai sarana edukasi sekaligus pengembangan bisnis. Usahanya diberi nama Rimba Alam Bahagia, kawasan terintegrasi agroeduwisata.
Dalam keterangan tertulisnya, Candra menjelaskan bahwa usahanya berawal dari kepeduliannya terhadap pangan yang sehat, sehingga komoditas yang dikembangkan pun beragam. Dia menanam talas Belitung yang menjadi unggulannya hingga labu, lemon, serta buah-buah lokal lainnya.
(Baca juga:Presiden Jokowi Ajak Petani Milenial Pakai Mesin Tanam Padi)
“Saya berpikir bagaimana supaya masyarakat mendapat sayur yang sehat, karena di sini sayur organik sangat sulit diperolah, bahkan tidak ada,” katanya.
Setelah melihat potensi pasar, Candra memulai usahanya dengan membangun dua greenhouse berukuran 15 x 30 meter, dan kini berkembang menjadi delapan greenhouse. Didukung basis pendidikan sebagai guru, Candra berupaya mendorong usahanya terintegrasi dengan edukasi dan wisata, bagi kepentingan pelajar dan pengembangan potensi wisata.
“Saya bersyukur saat ini, Rimba Alam Bahagia telah menjadi kawasan ekowisata pertanian dan pembelajaran terintegrasi. Total lahan kami ada 32 hektare (ha). Ke depan, saya akan terus berupaya mengembangkan rumah-rumah pendidikan pelatihan (diklat) untuk menunjang pengetahuan pelajar dan masyarakat terhadap pertanian,” katanya.
(Baca juga:Mentan Ajak Petani Milenial Perkuat Kedaulatan Pangan)
Ketika Rimba Alam Bahagia menjalin kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung, Candra makin optimistis dapat menggerakkan anak muda di daerahnya untuk bekerja keras dan berinovasi di sektor pertanian.
Candra sukses mengembangkan usaha tanaman organik sebagai sarana edukasi sekaligus pengembangan bisnis. Usahanya diberi nama Rimba Alam Bahagia, kawasan terintegrasi agroeduwisata.
Dalam keterangan tertulisnya, Candra menjelaskan bahwa usahanya berawal dari kepeduliannya terhadap pangan yang sehat, sehingga komoditas yang dikembangkan pun beragam. Dia menanam talas Belitung yang menjadi unggulannya hingga labu, lemon, serta buah-buah lokal lainnya.
(Baca juga:Presiden Jokowi Ajak Petani Milenial Pakai Mesin Tanam Padi)
“Saya berpikir bagaimana supaya masyarakat mendapat sayur yang sehat, karena di sini sayur organik sangat sulit diperolah, bahkan tidak ada,” katanya.
Setelah melihat potensi pasar, Candra memulai usahanya dengan membangun dua greenhouse berukuran 15 x 30 meter, dan kini berkembang menjadi delapan greenhouse. Didukung basis pendidikan sebagai guru, Candra berupaya mendorong usahanya terintegrasi dengan edukasi dan wisata, bagi kepentingan pelajar dan pengembangan potensi wisata.
“Saya bersyukur saat ini, Rimba Alam Bahagia telah menjadi kawasan ekowisata pertanian dan pembelajaran terintegrasi. Total lahan kami ada 32 hektare (ha). Ke depan, saya akan terus berupaya mengembangkan rumah-rumah pendidikan pelatihan (diklat) untuk menunjang pengetahuan pelajar dan masyarakat terhadap pertanian,” katanya.
(Baca juga:Mentan Ajak Petani Milenial Perkuat Kedaulatan Pangan)
Ketika Rimba Alam Bahagia menjalin kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung, Candra makin optimistis dapat menggerakkan anak muda di daerahnya untuk bekerja keras dan berinovasi di sektor pertanian.
tulis komentar anda