Kemenparekraf Bakal Reken Jejak Karbon Pelaku Pariwisata
Jum'at, 07 Januari 2022 - 12:39 WIB
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, nantinya wisatawan dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari sebuah perjalanan wisata. Cara itu untuk mencegah krisis iklim dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
"Kita ingin pastikan gerakan ini dapat mengatasi krisis perubahan iklim dan dapat menciptakan pembangunan yang berkelanjutan," ujar Sandiaga dalam peluncuran "Carbon Footprint Calculator dan Offsetting" secara virtual, Jumat (7/1/2022).
Kolaborasi bersama Jejak.in, anak usaha Gojek, tersebut diharapkan dapat melestarikan lingkungan hidup serta membangun pariwisata yang berkelanjutan. Sebab karbon yang dihasilkan akan disamakan dengan kapasitas serapan karbon.
Menurut Sandiaga, sektor parekraf memang memiliki jejak karbon yang cukup besar. Bahkan sektor tersebut bertanggung jawab sebanyak 8% emisi karbon dunia.
Angka itu diambil dari akumulasi dari setiap perjalanan wisata. Mulai dari penggunaan moda transportasi berbahan bakar fosil menuju destinasi wisata, sampai kegiatan yang dilakukan sesampainya di tempat wisata.
Kegitan pariwisata yang dilakukan menjadi parameter yang digunakan untuk mengitung jejak karbon yang dihasilkan. Hasil dari akumlasi tersebut akan dikonversi menjadi penanaman satu pohon yang setara untuk menyerap karbon yang dihasilkan.
Nantinya pohon yang terkumpul dari para pelaku pariwisata akan ditanami pada 4 lokasi berbeda. Seperti Ekowisata mangrove PIK, Jakarta Utara, Mangrove Edupark Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah. Selanjutnya juga akan ditanam di Konservasi mangorve pesisir bedono, Demak Jawa Tengah, dan Konsevasi mangrove bontang mangrove, Kalimantan Timur.
Sandiaga menjelaskan konsep pengembangan pariwisata akan diarahkan pada kualitas dan keberlanjutan ekonomi, kelestarian budaya dan keberlanjutan lingkungan.
"Pergi berwisata ke karang asam, tidak lupa beli oleh-oleh pia, ayo tingkatkan pengembangan sustainable tourism, agar Indonesia berkelanjutan semakin mendunia," tutup Sandiaga.
"Kita ingin pastikan gerakan ini dapat mengatasi krisis perubahan iklim dan dapat menciptakan pembangunan yang berkelanjutan," ujar Sandiaga dalam peluncuran "Carbon Footprint Calculator dan Offsetting" secara virtual, Jumat (7/1/2022).
Kolaborasi bersama Jejak.in, anak usaha Gojek, tersebut diharapkan dapat melestarikan lingkungan hidup serta membangun pariwisata yang berkelanjutan. Sebab karbon yang dihasilkan akan disamakan dengan kapasitas serapan karbon.
Menurut Sandiaga, sektor parekraf memang memiliki jejak karbon yang cukup besar. Bahkan sektor tersebut bertanggung jawab sebanyak 8% emisi karbon dunia.
Angka itu diambil dari akumulasi dari setiap perjalanan wisata. Mulai dari penggunaan moda transportasi berbahan bakar fosil menuju destinasi wisata, sampai kegiatan yang dilakukan sesampainya di tempat wisata.
Kegitan pariwisata yang dilakukan menjadi parameter yang digunakan untuk mengitung jejak karbon yang dihasilkan. Hasil dari akumlasi tersebut akan dikonversi menjadi penanaman satu pohon yang setara untuk menyerap karbon yang dihasilkan.
Nantinya pohon yang terkumpul dari para pelaku pariwisata akan ditanami pada 4 lokasi berbeda. Seperti Ekowisata mangrove PIK, Jakarta Utara, Mangrove Edupark Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah. Selanjutnya juga akan ditanam di Konservasi mangorve pesisir bedono, Demak Jawa Tengah, dan Konsevasi mangrove bontang mangrove, Kalimantan Timur.
Sandiaga menjelaskan konsep pengembangan pariwisata akan diarahkan pada kualitas dan keberlanjutan ekonomi, kelestarian budaya dan keberlanjutan lingkungan.
"Pergi berwisata ke karang asam, tidak lupa beli oleh-oleh pia, ayo tingkatkan pengembangan sustainable tourism, agar Indonesia berkelanjutan semakin mendunia," tutup Sandiaga.
(uka)
tulis komentar anda