Bahlil Sebut Promosi BKPM Seperti Mengarang Bebas
Kamis, 23 April 2020 - 16:32 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia blak-blakan menceritakan buruknya perencanaan promosi investasi sebelum ia menjabat. Bahkan, Bahlil menyebut perencanaan buruk telah terjadi di semua Kementerian.
Bahlil menceritakan, saat pertama kali menjabat sebagai Kepala BKPM pada 23 Oktober 2019 lalu, perencanaan promosi untuk menarik investor tidak memiliki data dan arah yang jelas.
"Begitu saya masuk (menjadi Kepala BKPM) promosinya seperti mengarang bebas. Saya saja mau ketawa," katanya pada saat melakukan rapat virtual bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (23/4/2020).
Ia membeberkan, persoalan promosi selama ini tidak memiliki skema yang jelas. Promosi yang dilakukan BKPM pada periode sebelumnya, dilakukan secara mendadak.
"Tidak ada data base, tidak ada data identifikasi, inventarisasi potensi apa yang akan dipasarkan pada saat sektor wilayah masing-masing, itu tidak ada. Makanya kita ini harus pintar mengarang bebas," paparnya.
Ia mencontohkan beberapa daerah yang tidak memiliki peta potensi investasi, seperti di Papua dan Maluku. Tidak adanya data base mengenai potensi investasi di setiap daerah maka ia tak heran pengusaha lebih mengambil peran dibanding pemerintah daerah.
"Maka tidak salah kemudian kalau investor atau pengusaha itu lebih menguasai apa yang dilakukan di daerah tersebut dibanding pemerintah setempat. Ini masalah. Saya biasanya kalau dagang waktu masih jadi pengusaha, ada FS (Feasibility Study). Saya tawarkan investor atau partner dagang datang sama-sama, ini enggak ada," ungkapnya.
Untuk itu, Bahlil telah melakukan rapat bersama Menteri Keuangan (Sri Mulyani) kemarin. Dalam rapat tersebut, Bahlil meminta anggaran untuk membuat database potensi investasi di daerah-daerah secara nasional.
"Kemarin saya sudah komunikasi dengan ibu Menkeu, suruh menyiapkan anggaran untuk kita lakukan tapi karena persoalannya adalah Covid-19, tiba-tiba bubar lagi," pungkasnya.
Bahlil menceritakan, saat pertama kali menjabat sebagai Kepala BKPM pada 23 Oktober 2019 lalu, perencanaan promosi untuk menarik investor tidak memiliki data dan arah yang jelas.
"Begitu saya masuk (menjadi Kepala BKPM) promosinya seperti mengarang bebas. Saya saja mau ketawa," katanya pada saat melakukan rapat virtual bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (23/4/2020).
Ia membeberkan, persoalan promosi selama ini tidak memiliki skema yang jelas. Promosi yang dilakukan BKPM pada periode sebelumnya, dilakukan secara mendadak.
"Tidak ada data base, tidak ada data identifikasi, inventarisasi potensi apa yang akan dipasarkan pada saat sektor wilayah masing-masing, itu tidak ada. Makanya kita ini harus pintar mengarang bebas," paparnya.
Ia mencontohkan beberapa daerah yang tidak memiliki peta potensi investasi, seperti di Papua dan Maluku. Tidak adanya data base mengenai potensi investasi di setiap daerah maka ia tak heran pengusaha lebih mengambil peran dibanding pemerintah daerah.
"Maka tidak salah kemudian kalau investor atau pengusaha itu lebih menguasai apa yang dilakukan di daerah tersebut dibanding pemerintah setempat. Ini masalah. Saya biasanya kalau dagang waktu masih jadi pengusaha, ada FS (Feasibility Study). Saya tawarkan investor atau partner dagang datang sama-sama, ini enggak ada," ungkapnya.
Untuk itu, Bahlil telah melakukan rapat bersama Menteri Keuangan (Sri Mulyani) kemarin. Dalam rapat tersebut, Bahlil meminta anggaran untuk membuat database potensi investasi di daerah-daerah secara nasional.
"Kemarin saya sudah komunikasi dengan ibu Menkeu, suruh menyiapkan anggaran untuk kita lakukan tapi karena persoalannya adalah Covid-19, tiba-tiba bubar lagi," pungkasnya.
(bon)
tulis komentar anda