Rupiah Terjungkal 40 Poin ke Level Rp14.020 per USD
Kamis, 11 Juni 2020 - 17:21 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ditutup terjungkal pada perdagangan Kamis (11/6/2020). Rupiah di pasar spot, indeks Bloomberg, ditutup jatuh 40 poin atau 0,29% menjadi Rp14.020 per USD.
Sesi pembukaan, rupiah rebound dengan menguat 55 poin atau 0,40% ke level Rp13.925 per USD, dibandingkan penutupan Rabu lalu di Rp13.980 per USD. Kamis ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.902-Rp14.037 per USD.
Rupiah bersama sejumlah mata uang Asia lainnya melemah terhadap USD, seperti peso Filipina -0,66%, won Korea Selatan -0,46%, rupee India -0,25%, dolar Taiwan -0,17%, dolar Singapura -0,17%, dan yuan China -0,08%.
Sementara itu, baht Thailand menguat +0,59%, disusul yen Jepang +0,17%, dan ringgit Malaysia +0,13%.
Dolar AS mendapat tenaga seiring pandangan The Fed yang tidak akan menaikkan suku bunga hingga tahun 2022. Melansir dari Reuters, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pemulihan ekonomi memerlukan jalan yang panjang.
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa masalah ekonomi dunia masih panjang akibat pandemi Covid-19.Karena itu, para investor langsung keluar dari pasar saham, menjauhi mata uang berisiko untu kembali ke obligasi dan dolar AS yang merupakan mata uang safe haven.
Indeks USD terhadap enam mata uang utama pun langsung merangkak ke level 96,437. Hal ini membuat poundsterling Inggris melemah 0,6% menjadi 1,266 per USD dan euro meluncur 0,4% ke 1,133 per USD.
Sesi pembukaan, rupiah rebound dengan menguat 55 poin atau 0,40% ke level Rp13.925 per USD, dibandingkan penutupan Rabu lalu di Rp13.980 per USD. Kamis ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.902-Rp14.037 per USD.
Rupiah bersama sejumlah mata uang Asia lainnya melemah terhadap USD, seperti peso Filipina -0,66%, won Korea Selatan -0,46%, rupee India -0,25%, dolar Taiwan -0,17%, dolar Singapura -0,17%, dan yuan China -0,08%.
Sementara itu, baht Thailand menguat +0,59%, disusul yen Jepang +0,17%, dan ringgit Malaysia +0,13%.
Dolar AS mendapat tenaga seiring pandangan The Fed yang tidak akan menaikkan suku bunga hingga tahun 2022. Melansir dari Reuters, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pemulihan ekonomi memerlukan jalan yang panjang.
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa masalah ekonomi dunia masih panjang akibat pandemi Covid-19.Karena itu, para investor langsung keluar dari pasar saham, menjauhi mata uang berisiko untu kembali ke obligasi dan dolar AS yang merupakan mata uang safe haven.
Indeks USD terhadap enam mata uang utama pun langsung merangkak ke level 96,437. Hal ini membuat poundsterling Inggris melemah 0,6% menjadi 1,266 per USD dan euro meluncur 0,4% ke 1,133 per USD.
(bon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda