Investasi di Tanah Air Tetap Menarik, Penanam Modal Asing Tak Lagi Mendominasi
Senin, 24 Januari 2022 - 15:02 WIB
JAKARTA - Kementerian Investasi/BKPM mengungkapkan, investasi di Tanah Air tetap menarik kendati tengah menghadapi pandemi Covid-19. Buktinya pada saat pandemi berlangsung di tahun 2020, Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi yang melampaui target. Bukan cuma itu, pihaknya bahkan berhasil menyeimbangkan komposisi investasi di Indonesia.
"Perkembangan realisasi investasi mencapai Rp826,3 triliun di 2020 atau 101,1% dari target Rp817,2 triliun. Yang menarik, di sini Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menunjukkan keseimbangan dengan Penanaman Modal Asing (PMA) . Berdasarkan data kami, PMDN mencapai 50,1% atau Rp413,5 triliun, sedangkan PMA 49,9% atau Rp412,8 triliun," ujar Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/ BKPM Riyatno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (24/1/2022).
Yang lebih menariknya lagi, lanjut Riyatno, investasi di luar pulau Jawa telah melebihi investasi di pulau Jawa yaitu 50,5%. Sedangkan investasi di pulau Jawa porsinya 49,5%. "Ini suatu hal yang luar biasa karena selama atau sebelum ada Kementerian Investasi umumnya PMA lebih tinggi dari PMDN, sedangkan investasi juga kebanyakan di Jawa," imbuhnya.
Tak beda jauh, pada tahun 2021 realisasi investasi dari Januari hingga September 2021 sudah mencapai 73,3% atau Rp659,4 triliun dari target Rp900 triliun, dan ini lagi-lagi menunjukkan perkembangan yang menarik dimana PMA dan PMDN-nya tetap seimbang.
"PMA dan PMDN pada kisaran yang seimbang PMA 50,3% dan PMDN 49,7%. Realisasi antara Jawa dan luar Jawa masih menunjukkan hal positif Di mana di luar Jawa 51,7% dan Jawa 48,3%. Artinya ini sesuatu yang sangat baik supaya realisasi investasi ini seimbang bukan hanya di Jawa," katanya.
Menurutnya, keberhasilan ini tak lepas dari lima langkah BKPM dalam memfasilitasi investor. Pertama, melakukan promosi untuk meyakinkan investor bahwa RI ramah investasi. Langkah kedua, membantu layanan perizinan. Ketiga, membantu financial closing. Keempat, membantu sampai tahap produksi dan terakhir, membantu layanan end to end kepada investor sampai investasi terealisasi.
Pada kesempatan yang sama, SEVP Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI) Saptono Adi Junarso mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini telah mendorong masyarakat mengalokasikan pengeluarannya untuk investasi. Hal ini berdampak positif pada jumlah dan komposisi transaksi investor di pasar modal.
"Kondisi pandemi kemarin ternyata banyak investor mengalokasikan pengeluarannya untuk investasi. Dampak positifnya di tahun 2021 komposisi transaksi investor khususnya investor ritel meningkat dari 36% menjadi 56,2%. Dan yang patut kita syukuri adalah jumlah investor yaitu mencapai 7.152.318 investor di tahun 2021. Kalau dibandingkan tahun lalu kenaikannya mencapai 84,3%," pungkasnya.
"Perkembangan realisasi investasi mencapai Rp826,3 triliun di 2020 atau 101,1% dari target Rp817,2 triliun. Yang menarik, di sini Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menunjukkan keseimbangan dengan Penanaman Modal Asing (PMA) . Berdasarkan data kami, PMDN mencapai 50,1% atau Rp413,5 triliun, sedangkan PMA 49,9% atau Rp412,8 triliun," ujar Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/ BKPM Riyatno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (24/1/2022).
Yang lebih menariknya lagi, lanjut Riyatno, investasi di luar pulau Jawa telah melebihi investasi di pulau Jawa yaitu 50,5%. Sedangkan investasi di pulau Jawa porsinya 49,5%. "Ini suatu hal yang luar biasa karena selama atau sebelum ada Kementerian Investasi umumnya PMA lebih tinggi dari PMDN, sedangkan investasi juga kebanyakan di Jawa," imbuhnya.
Tak beda jauh, pada tahun 2021 realisasi investasi dari Januari hingga September 2021 sudah mencapai 73,3% atau Rp659,4 triliun dari target Rp900 triliun, dan ini lagi-lagi menunjukkan perkembangan yang menarik dimana PMA dan PMDN-nya tetap seimbang.
"PMA dan PMDN pada kisaran yang seimbang PMA 50,3% dan PMDN 49,7%. Realisasi antara Jawa dan luar Jawa masih menunjukkan hal positif Di mana di luar Jawa 51,7% dan Jawa 48,3%. Artinya ini sesuatu yang sangat baik supaya realisasi investasi ini seimbang bukan hanya di Jawa," katanya.
Menurutnya, keberhasilan ini tak lepas dari lima langkah BKPM dalam memfasilitasi investor. Pertama, melakukan promosi untuk meyakinkan investor bahwa RI ramah investasi. Langkah kedua, membantu layanan perizinan. Ketiga, membantu financial closing. Keempat, membantu sampai tahap produksi dan terakhir, membantu layanan end to end kepada investor sampai investasi terealisasi.
Pada kesempatan yang sama, SEVP Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI) Saptono Adi Junarso mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini telah mendorong masyarakat mengalokasikan pengeluarannya untuk investasi. Hal ini berdampak positif pada jumlah dan komposisi transaksi investor di pasar modal.
"Kondisi pandemi kemarin ternyata banyak investor mengalokasikan pengeluarannya untuk investasi. Dampak positifnya di tahun 2021 komposisi transaksi investor khususnya investor ritel meningkat dari 36% menjadi 56,2%. Dan yang patut kita syukuri adalah jumlah investor yaitu mencapai 7.152.318 investor di tahun 2021. Kalau dibandingkan tahun lalu kenaikannya mencapai 84,3%," pungkasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda