Elon Musk: Robot Akan Menjadi Bisnis yang Lebih Besar dari Mobil Tesla
Senin, 31 Januari 2022 - 11:26 WIB
Melihat kicauannya, AGI seperti mengacu pada kemampuan mesin untuk mempelajari atau memahami tugas-tugas yang saat ini dilakukan oleh manusia. Sementara, Musk sebelumnya telah memperingatkan AI berisiko membunuh peradaban manusia.
Dan dalam kicuan Twitter yang sama, ia menambahkan: "Kontrol robot yang terdesentralisasi akan sangat penting."
Kecerdasan Sempit
Profesor of robot ethics dari University of West England, Alan Winfield mengatakan: "AGI merupakan masalah yang sangat sulit.
"Gagasan bahwa Anda dapat memecahkan AGI karena Anda telah menciptakan kendaraan tanpa pengemudi tidak masuk akal. Bahkan jika mobil itu mampu berjalan sendiri, itu tidak akan menjadi AGI - itu akan menjadi intelijen sempit yang berfungsi tinggi," ucap Alan.
"Google dan Facebook telah mempekerjakan beberapa orang AI terbaik di dunia dan gagasan bahwa Musk dapat masuk dan memecahkan masalah adalah hubristik secara ekstrem."
Musk sendiri memang menyukai tantangan, mulai dari mobil otonom hingga perjalanan ke Mars, dan beberapa di antaranya membuahkan keberhasilan. Misalnya, Roket SpaceX yang dapat digunakan kembali secara luas dianggap mewakili langkah besar ke depan untuk penerbangan ruang angkasa.
Tetapi upaya sebelumnya untuk menciptakan robot humanoid secara massal dengan biaya yang hemat telah menemui kegagalan. Pada bulan Juni, konglomerat Jepang Softbank mengumumkan produksi Pepper, humanoid kecil yang ramah, namun proyek itu telah dihentikan dan akan mulai lagi hanya ketika robot dibutuhkan. Dimana sangat mengecewakan karena hanya komunitas akademis yang menggunakannya.
Sementara itu menurut Federasi Robotika Internasional, menerangkan bahwa semakin banyak robot yang digunakan pada pabrik-pabrik di seluruh dunia, dengan rata-rata saat ini 126 robot per 10.000 karyawan di industri manufaktur.
Dikutip dari BBC, banyak yang skeptis tentang rencana Musk. Insinyur perangkat lunak Accel Robotics, Filip Piekniewski dalam tweeted-nya: "Siapa pun yang berpikir Tesla benar-benar membangun robot humanoid hidup dalam realitas alternatif.
Dan dalam kicuan Twitter yang sama, ia menambahkan: "Kontrol robot yang terdesentralisasi akan sangat penting."
Kecerdasan Sempit
Profesor of robot ethics dari University of West England, Alan Winfield mengatakan: "AGI merupakan masalah yang sangat sulit.
"Gagasan bahwa Anda dapat memecahkan AGI karena Anda telah menciptakan kendaraan tanpa pengemudi tidak masuk akal. Bahkan jika mobil itu mampu berjalan sendiri, itu tidak akan menjadi AGI - itu akan menjadi intelijen sempit yang berfungsi tinggi," ucap Alan.
"Google dan Facebook telah mempekerjakan beberapa orang AI terbaik di dunia dan gagasan bahwa Musk dapat masuk dan memecahkan masalah adalah hubristik secara ekstrem."
Musk sendiri memang menyukai tantangan, mulai dari mobil otonom hingga perjalanan ke Mars, dan beberapa di antaranya membuahkan keberhasilan. Misalnya, Roket SpaceX yang dapat digunakan kembali secara luas dianggap mewakili langkah besar ke depan untuk penerbangan ruang angkasa.
Tetapi upaya sebelumnya untuk menciptakan robot humanoid secara massal dengan biaya yang hemat telah menemui kegagalan. Pada bulan Juni, konglomerat Jepang Softbank mengumumkan produksi Pepper, humanoid kecil yang ramah, namun proyek itu telah dihentikan dan akan mulai lagi hanya ketika robot dibutuhkan. Dimana sangat mengecewakan karena hanya komunitas akademis yang menggunakannya.
Sementara itu menurut Federasi Robotika Internasional, menerangkan bahwa semakin banyak robot yang digunakan pada pabrik-pabrik di seluruh dunia, dengan rata-rata saat ini 126 robot per 10.000 karyawan di industri manufaktur.
Dikutip dari BBC, banyak yang skeptis tentang rencana Musk. Insinyur perangkat lunak Accel Robotics, Filip Piekniewski dalam tweeted-nya: "Siapa pun yang berpikir Tesla benar-benar membangun robot humanoid hidup dalam realitas alternatif.
tulis komentar anda