Indeks Naik Tipis, Manufaktur RI Makin Jempolan di Awal 2022
Rabu, 02 Februari 2022 - 17:44 WIB
JAKARTA - Mengawali tahun 2022, manufaktur Indonesia terpantau kian ekspansif. Hal ini ditandai Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Januari 2022 yang berada di posisi 53,7 atau naik tipis dari 53,5 pada Desember 2021.
IHS Markit selaku lembaga riset yang mengeluarkan data PMI Manufaktur itu menyatakan, capaian tersebut mewakili perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia dalam lima bulan berturut-turut, dengan tingkat perbaikan yang paling kuat sejak November lalu.
Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit Jingyi Pan mengatakan, berdasarkan data terkini PMI Manufaktur Indonesia IHS Markit, kondisi pengoperasian di sektor manufaktur Indonesia membaik pada awal 2022.
"Permintaan klien berekspansi pada kisaran lebih tajam, didukung oleh catatan pertumbuhan permintaan baru dari luar negeri. Sementara itu kenaikan tingkat ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian juga terlihat, sekaligus menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (2/2/2022).
Dia menambahkan, pertanda positif lainnya terlihat pada aspek waktu pengiriman dari pemasok yang jauh lebih baik. Penting untuk diamati jika kondisi terus membaik, karena tekanan harga masih tajam disebabkan permasalahan pasokan yang masih ada.
Meski kinerja manufaktur terbilang kinclong, kepercayaan bisnis berkurang pada Januari, namun perusahaan masih bertahan positif tentang perkiraan 12 bulan produksi. “IHS Markit memperkirakan bahwa GDP Indonesia akan naik 4,9% pada tahun 2022," tuturnya.
Berkaca pada data PMI IHS Markit, sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi pada tingkat solid pada awal 2022. Permintaan untuk barang buatan Indonesia naik pada kisaran tercepat dalam tiga bulan di awal tahun. Hal ini sejalan dengan kondisi produksi yang lebih baik dan berkontribusi terhadap ekspansi tajam pada output manufaktur.
Adapun pendorong utama meningkatnya penjualan adalah permintaan asing yang menguat, dengan pesanan ekspor baru yang meningkat pada kisaran tercepat, dengan rekor pada Januari.
Di tengah kenaikan permintaan baru, perusahaan merekrut tambahan tenaga kerja guna mengatasi meningkatnya kebutuhan produksi. Menurut panelis, aktivitas pembelian juga naik seiring masuknya pekerjaan baru dan antisipasi meningkarnya permintaan.
IHS Markit selaku lembaga riset yang mengeluarkan data PMI Manufaktur itu menyatakan, capaian tersebut mewakili perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia dalam lima bulan berturut-turut, dengan tingkat perbaikan yang paling kuat sejak November lalu.
Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit Jingyi Pan mengatakan, berdasarkan data terkini PMI Manufaktur Indonesia IHS Markit, kondisi pengoperasian di sektor manufaktur Indonesia membaik pada awal 2022.
"Permintaan klien berekspansi pada kisaran lebih tajam, didukung oleh catatan pertumbuhan permintaan baru dari luar negeri. Sementara itu kenaikan tingkat ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian juga terlihat, sekaligus menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (2/2/2022).
Dia menambahkan, pertanda positif lainnya terlihat pada aspek waktu pengiriman dari pemasok yang jauh lebih baik. Penting untuk diamati jika kondisi terus membaik, karena tekanan harga masih tajam disebabkan permasalahan pasokan yang masih ada.
Meski kinerja manufaktur terbilang kinclong, kepercayaan bisnis berkurang pada Januari, namun perusahaan masih bertahan positif tentang perkiraan 12 bulan produksi. “IHS Markit memperkirakan bahwa GDP Indonesia akan naik 4,9% pada tahun 2022," tuturnya.
Berkaca pada data PMI IHS Markit, sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi pada tingkat solid pada awal 2022. Permintaan untuk barang buatan Indonesia naik pada kisaran tercepat dalam tiga bulan di awal tahun. Hal ini sejalan dengan kondisi produksi yang lebih baik dan berkontribusi terhadap ekspansi tajam pada output manufaktur.
Adapun pendorong utama meningkatnya penjualan adalah permintaan asing yang menguat, dengan pesanan ekspor baru yang meningkat pada kisaran tercepat, dengan rekor pada Januari.
Di tengah kenaikan permintaan baru, perusahaan merekrut tambahan tenaga kerja guna mengatasi meningkatnya kebutuhan produksi. Menurut panelis, aktivitas pembelian juga naik seiring masuknya pekerjaan baru dan antisipasi meningkarnya permintaan.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda