Rusia Akui Kemerdekaan Ukraina Timur, Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi USD98/Barel
Selasa, 22 Februari 2022 - 15:13 WIB
Kontrak berjangka untuk S&P 500 mundur 1,6%. Indeks Dow Jones turun 1,4%, sementara Nasdaq 100 berjangka menyerah 2,2%. "Kemungkinan perang ada di depan pikiran investor," kata Song Seng Wun, Ekonom di CIMB Private Banking.
Song mengatakan pasar menjadi 'lautan merah'. "Ada kekhawatiran bahwa biaya pengiriman yang sudah berada di level tinggi, akan naik lebih tinggi karena gangguan permintaan-pasokan," katanya kepada BBC.
Vishnu Varathan, Kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank, mengatakan tidak jelas apakah langkah Rusia akan memicu konflik besar-besaran. "Untuk saat ini, sanksi tampaknya menjadi port of call pertama," katanya.
Sementara itu hingga pukul 12:53 WIB, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 3,46% menjadi USD93,33 per barel.
Analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar mengatakan, bahwa pemerintah AS dan Eropa mustahil akan menjatuhkan sanksi komoditas minyak atau gas terhadap Rusia apabila menginvasi Ukraina. "Karena hal itu akan merugikan diri mereka sendiri," kata Vivek, dilansir Reuters.
Menurut Vivek, Rusia dapat menahan pasokan minyak dan gas jika ingin membalas sanksi yang dikenakan oleh Barat. Sebelumnya ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina menjadi kekhawatiran pasar minyak mentah lantaran dinilai bisa mendongkrak harganya hingga menembus USD100 per barel.
Analis lain mempertanyakan, apakah ekspor energi Rusia benar-benar akan terganggu jika Moskow melanjutkan invasi berskala penuh ke Ukraina dan pemerintah barat memberlakukan sanksi terhadap lembaga keuangan Rusia.
Song mengatakan pasar menjadi 'lautan merah'. "Ada kekhawatiran bahwa biaya pengiriman yang sudah berada di level tinggi, akan naik lebih tinggi karena gangguan permintaan-pasokan," katanya kepada BBC.
Vishnu Varathan, Kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank, mengatakan tidak jelas apakah langkah Rusia akan memicu konflik besar-besaran. "Untuk saat ini, sanksi tampaknya menjadi port of call pertama," katanya.
Sementara itu hingga pukul 12:53 WIB, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 3,46% menjadi USD93,33 per barel.
Analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar mengatakan, bahwa pemerintah AS dan Eropa mustahil akan menjatuhkan sanksi komoditas minyak atau gas terhadap Rusia apabila menginvasi Ukraina. "Karena hal itu akan merugikan diri mereka sendiri," kata Vivek, dilansir Reuters.
Menurut Vivek, Rusia dapat menahan pasokan minyak dan gas jika ingin membalas sanksi yang dikenakan oleh Barat. Sebelumnya ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina menjadi kekhawatiran pasar minyak mentah lantaran dinilai bisa mendongkrak harganya hingga menembus USD100 per barel.
Analis lain mempertanyakan, apakah ekspor energi Rusia benar-benar akan terganggu jika Moskow melanjutkan invasi berskala penuh ke Ukraina dan pemerintah barat memberlakukan sanksi terhadap lembaga keuangan Rusia.
(akr)
tulis komentar anda